Surabaya,
KabarGRESS.com – Direktur Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan
NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Aditif) Kementerian Sosial
(Kemensos), Drs. Budi Waskito Kusumo, M.Si, mengingatkan masalah narkoba
adalah masalah besar sehingga seluruh komponen bangsa harus terlibat
mengatasinya. “Kondisi geografis kita memungkinkan banyak pintu hingga
berbagai jenis narkoba masuk. Adanya Rumah Sehat Orbit Surabaya memiliki
manfaat strategis dalam upaya pencegahan dan penanganannya,” tandasnya
di sela-sela menghadiri pembukaan fasilitas Rehabilitasi Narkoba Rumah
Sehat Orbit Surabaya (Rumah S.O.S), di Jl Margorejo Indah Utara B No 922
Surabaya, Jumat (21/7/2017).
Diantaranya alur masuknya narkoba dari luar negeri, lanjut Budi,
misalnya dari Tiongkok – Kalimantan – Madura lantas beredar luas. “Jadi
Jawa Timur harus waspada terhadap upaya masuknya narkoba. Penggunanya
pun sangat meluas hingga ke berbagai kalangan. Bahkan ibu-ibu
rumahtanggapun tidak lepas dari sasaran peredaran narkoba,” ingatnya.
Rumah
S.O.S sendiri merupakan rehabilitasi Narkoba yang dikembangkan
masyarakat sipil dengan latar belakang komunitas korban Narkoba untuk
terlibat aktif dalam upaya penanggulangan Narkoba yang memperoleh
dukungan penuh dari Pemerintah khususnya oleh Pemerintah Kota, Kemensos
dan BNN. Tampak hadir di acara pembukaan, diantaranya perwakilan dari
Pemkot Surabaya, Kepala BNN Kota Surabaya, Direktur Yayasan Orbit juga
jajaran kepolisian (Polrestabes dan Polsek), Kejaksaan, BNNK, Bapas,
Dinas terkait, dan lainnya.
Direktur Program Rumah S.O.S, Syamsoel Arifin, SH, mengatakan
diantara tujuan dibukanya rumah rehabilitasi korban narkoba, disamping
terapi penyembuhan, perubahan perilaku, juga menjadikan para korban ada
perubahan kualitas hidup yang lebih baik. “Kami berharap dapat
bermanfaat bagi seluruh masyarakat, seluruh kalangan, dan semua yang
ikut berperan aktif menanggulangi permasalahan narkotika,” katanya.
Sedangkan
Ketua Pembina Rumah S.O.S., Rudhy Wedhasmara, SH, MH, menjelaskan rumah
sehat ini dibangun seiring dengan meningkatkan jumlah korban
penyalahgunaan narkotika. Di bawah yayasannya jumlah orang yang
direhabilitasipun semakin tahun semakin meningkat. “Kami rata-rata per
tahun menangani sebanyak 100 hingga 150 orang. Baik itu yang minta
direhabilitasi sampai yang direhab karena putusan pengadilan. Dan
trennya saat ini yang banyak adalah anak-anak di bawah usia 18 tahun
dibandingkan yang dewasa,” terangnya.
Namun yang ia sayangkan kesadaran lingkungan pada pelaku
penyalahgunaan narkotika masih rendah. Banyak masyarakat yang cenderung
menjauhi pengguna narkotika. Bukan malah mencoba untuk membawanya ke
tempat rehabiilitasi. Untuk itu, sebagai mantan pengguna narkotika yang
sudah sembuh, Rudhy dan kawan lain di Yayasan Orbit ingin membantu para
pecandu narkotika untuk bisa sembuh.
“Sebagai mantan pengguna kami memiliki sense of belonging yang
menjadikan kami lebih dekat dengan mereka dan mencoba membantu mereka
untuk bisa lepas dari candu narkotika,” tekadnya.
Masih menurut Rudhy, ada beberapa tahapan untuk bisa direhabilitasi
di Rumah SOS ini. Yang pertama dilakukan assesment pada pengguna.
Assesment ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keparahan kecanduan
pada pengguna. “Berikutnya kami melakukan perencanaan terapi. Jadi kami
tiddak langsung direct teraphy, tapi kami lakukan komunikasi juga ke
mereka berapa kali harus ketemu dengan psikolog,” terangnya.
Di rumah SOS ini disediakan tenaga medis. Mulai dokter, pendamping
konselor, psikiater, psikolog dan juga pekerja sosial. Jumlahnya ada
sekitar sebelas orang. Pengguna yang menjalani rehabillitasi disini
lewat rawat jalan atau dengan rawat inap. “Disini kami memiliki
kapasitas 50 bed. Siklus rehab kami ada tiga bulan. Setiap tiga bulan
itu kami evaluasi untuk setiap peserta rehab,” tukasnya.
Selama menjadi rehabilitasi disini, Rumah SOS tidak mematok biaya
tertentu. Mereka juga mendapatkan bantuan dari Kementerian Sosial, namun
untuk kuota sebanyak 40. Namun pihaknya menjamin bagi warga miskin yang
memiliki Surat Tanda Miskin tidak akan dikenai biaya untuk menjali
rehabilitasi. “Metode rehabilitasi disini selain metode medis juga
pendekatan dari agama,” pungkasnya. (ro)
http://kabargress.com/2017/07/21/kemensos-ingatkan-penanganan-narkoba-harus-melibatkan-seluruh-komponen-bangsa/
0 komentar:
Post a Comment