SURYA.co.id
| SURABAYA - Dari
rumah sederhana ini ratusan pecandu berhasil sembuh. Sebagian kemudian
mengabdikan diri. Membantu
para pecandu lepas dari narkoba plus bertahan hidup
dengan HIV/AIDS.
Spanduk
dengan kalimat “Rumah Sehat Orbit Surabaya” terpasang di depan rumah. Spanduk
inilah yang membedakan rumah di Bratang Binangun 5C Nomor 54 itu dengan
rumah-rumah lain di sepanjang gang, yang hampir semuanya murni untuk tempat
tinggal.
Warga
mengenalnya sebagai rumah pengobatan. Saat Surya mengunjungi Selasa
(20/1/2015), hanya ada beberapa orang di sana.
Jangan
bayangkan ada bangku antrean. Sebab tidak pernah ada antrean pasien meski rumah
pengobatan ini sudah cukup dikenal.
Maklum yang
datang ke sini hanyalah pasien pecandu narkoba, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif
(napza).
“Ini tadi
ada dua peserta rehabilitasi yang kami tangani,” kata Lukman Hakim, Koordinator
Konselor Rumah Sehat Orbit.
Kata Orbit
di belakang itu kependekan dari Our Right To Be Independent (Orbit), sebuah
yayasan kemanusiaan yang dirintis para mantan pecandu narkoba tahun 2005 silam.
Kerja
kemanusiaan yang dilakukan tak jauh dari latar belakang pendirinya. Menangani
penyembuhan para pecandu napza.
Lukman
menceritakan, saat Orbit dirintis tahun 2005, kala itu tengah marak penuluaran
HIV, melalui jarum suntik pemakaian narkoba.
Orang-orang
yang pernah punya pengalaman buruk dengan narkoba mendekati para pecandu.
Mereka yang
berhasil dirayu kemudian dirujuk sejumlah tempat rehabilitasi.
Mulai Rumah
Sakit Jiwa (RSJ) Menur, RSU dr Soetomo, dan tempat rehabilitasi BNN di Lido
Bogor, atau Badoka Makassar.
Di awal-awal
itu, mereka belum bisa menangani rehabilitasi sendiri. Bekal mereka masih
tipis, hanya pengalaman pribadi saat mereka menjalani rehabilitasi.
Lima tahun
berjalan, tercatat sudah ratusan pecandu yang berhasil sembuh. Malah beberapa
di antaranya berkembang. Mampu menjadi seorang konseslor untuk menangani
merehabilitasi.
Nah,
mereka-mereka inilah yang kemudian menjadi tenaga saat Orbit memulai membuka
layanan rehabilitasi tahun 2011.
Keberadaan
tempat rehabilitasi Orbit cepat direspon Komisi Penanggulangan AIDS Nasional
(KPAN).
Tahun 2012,
KPAN mendukung program rehabilitasi yang dijalankan Orbit. Bahkan KPAN
memberikan dana untuk membuat program rehabilitasi.
Rumah
rehabilitasi ini dijalankan dengan manajemen yang ramping. Hanya ada tiga
konselor, satu manajer program, satu bagian keuangan, dan empat tenaga
lapangan.
Tenaga
lapangan yang biasanya membawa para pecandu yang butuh rehabilitasi.
Namun Orbit
juga melakukan pendampingan sekitar 700 komunitas di delapan kecamatan.
Komunitas
ini yang memberikan informasi secara luas, terkait para pecandu yang butuh
pertolongan.
“Kebanyakan
yang direhabilitasi di sini berasal dari tenaga lapangan atau diserahkan
keluarganya.
Jarang yang dengan kesadarannya mau melakukan rehabilitasi,”
ungkap Lukman.
Sementara
untuk rehabilitasi mandiri, dikenakan biaya Rp 2.500.000 per bulan.
Proses
rehabilitasi meliputi dua bulan rawat inap, dan empat bulan rawat jalan. Pada
tahap awal, pecandu harus melakukan detoksifikasi dengan pengawasan dokter.
Jika gejala
ketergantungan napza sudah hilang, peserta akan masuk dalam program primary
care.
“Lepas napza
secara medis itu gampang. Tapi yang paling penting adalah mengubah mental dan
pola pikir,” terang Lukman. (day)
Sumber:http://surabaya.tribunnews.com/2015/01/23/mantan-pecancu-gotong-royong-sembuhkan-teman
0 komentar:
Post a Comment