Aji Surabaya - Surabaya – Kembali, jenasah orang dengan
HIV/AIDS (ODHA) di Surabaya ditelantarkan oleh orang tuanya. Sebut saja
KL (35), laki-laki warga Surabaya barat meninggal diduga karena
Tuberkolusis (TBC) di Rumah Sakit Dr Soetomo. Jenasah ini diduga telah
teridentifikasi mengidap HIV. Tragisnya, pihak keluarga dan tetangganya
tidak mau memandikan jenasah, alasannya takut tertular HIV.
Bahkan aparat kelurahan setempat pun tidak bersedia menunggui dan
mengawal proses memandikan dan mengkhafani. Jenasah putra seorang
budayawan Surabaya ini akhirnya dimandikan dan dikhafani oleh
teman-temannya dan pihak Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerah
di bidang HIV/AIDS.
Selvin Pancarina, salah satu petugas dari Yayasan Orbit KL ini
meninggal pada Rabu (20/2) sore. Sebelumnya ia menjalani rawat inap di
Rumah Sakit DKT. Karena tidak kunjung sembuh, ia dirujuk ke RS Dr
Soetomo. Ia didiagnosa terkena TBC. Jenasah KL ini sudah lama mengidap
HIV dan sudah lama menjalani terapi Anti Retroviral (ARV). Namun karena
timbul gejala lain, KL memutus terapi ARV.
“ARV ini terapi yang harus diminum seumur hidup. Fungsinya untuk
memperlemah pertumbuhan virus yang ada di dalam tubuh. Tetapi ketika
berhenti mengkonsumsi obat ini maka yang terjadi virus akan terus menggerogoti kekebalan tubuh manusia. Ketika kekebalan tubuh menurun, maka timbullah penyakit penyerta seperti TB, Kandidiasis, Diare, dan lain-lain yang dikenal dengan infeksi oportunistik (IO),” kata Selvin saat dihubungi di kantornya, Kamis (21/2).
berhenti mengkonsumsi obat ini maka yang terjadi virus akan terus menggerogoti kekebalan tubuh manusia. Ketika kekebalan tubuh menurun, maka timbullah penyakit penyerta seperti TB, Kandidiasis, Diare, dan lain-lain yang dikenal dengan infeksi oportunistik (IO),” kata Selvin saat dihubungi di kantornya, Kamis (21/2).
KL ini terinfeksi HIV karena perilaku beresikonya dengan mengkonsumsi
narkoba dengan disuntikkan. Karena KL adalah seorang pecandu narkoba.
Pria yang meninggalkan seorang istri dan dua anak ini sudah lama
bermain-main dengan narkoba yang disuntikkan. “KL memakai narkoba yang
disuntikkan sudah sejak tahun 1995. Dia ini pernah pakai bersama dengan
saya,” kata Selvin yang juga mantan pecandu Napza.
Ditambahkan Selvin, yang juga sebagai Koordinator Ikatan Perempuan
Positif Indonesia (IPPI), Jawa Timur bahwa virus HIV tidak menular dari
orang yang sudah meninggal kepada orang yang masih hidup.
“Kunci penularan HIV itu ada empat yang dikenal dengan sebutan ESSE. E
pertama adalah Exit, virus itu keluar dari tubuh, S itu adalah
Sufficient artinya jumlah virusnya mencukupi, kemudian S kedua Survive
artinya virus harus dalam kondisi hidup. Dan yang terakhir E adalah
Enter yang artinya virus masuk dalam tubuh. Nah, dalam tubuh orang yang
meninggal ini virus juga mati, jadi tidak bisa menular,” katanya.
Bahkan, lanjut mantan model era tahun 99, virus HIV tidak bisa
menularkan melalui nyamuk, berjabat tangan, bertukar alat-alat makan,
berpelukan. “Berciuman pun tidak bisa menular kecuali saat berciuman
kedua orang itu terkena kandidisiasi yang bisa memungkinkan terjadinya
pertukaran darah,” katanya.
Namun, masyarakat di Surabaya ini masih takut terhadap virus ini.
“Boleh lah orang melakukan antisipasi, tapi jangan berlebihan. Toh
mereka juga saudara kita yang butuh dukungan dan suport agar punya
motivasi untuk hidup. Orang yang mengidap virus HIV ini juga bisa hidup
panjang, apabila patuh mengikuti terapi dan menjaga pola hidup. Tidak
melakukan aktivitas beresiko tinggi,” katanya.
(Sumber:http://ajisurabaya.org/tragis-jenasah-odha-ditelantar-orang-tua-dan-tetangganya/)
0 komentar:
Post a Comment