Our Right To Be Independent | Members area : Register | Sign in

Orbit Update News

Perilaku Pemakaian Napza Suntik di Kota Surabaya

Share this history on :
Surabaya – Kecendenderungan pemakaian Napza suntik pada 2 bulan terakhir ini sering berubah-ubah. Penggunaan jenis Napza di pengaruhi oleh situasi peredaraan gelap di komunitas dan penyedia layanan. Permintaan Napza suntik ini oleh komunitas di tentukan oleh situasi pihak kepolisian yang gencar melakukan operasi penangkapan pecandu Napza Suntik. Jika kerap adanya penangkapan, maka komunitas beralih ke penyedia layanan Napza suntik untuk aman dari hadapan hukum.

Hal ini di ungkapkan oleh Bagus Dwipandana selaku petugas lapangan Yayasan Orbit, Jumat (4/11) saat ditemui di daerah Rungkut untuk melakukan penjangkauan kepada pengguna Napza suntik di daerah tersebut. Menurut dia faktor perilaku pemakaian ini di tentukan oleh penciptaan lingkungan kondusif yang terjadi di komunitas. “Lingkungan kondusif ini akan tidak aman terhadap pemakaian Napza saat komunitas banyak direkrut menjadi SP (red; istilah mata-mata) bagi kepolisian” ungkapnya. Secara tegas ia mengatakan, ketika hal itu terjadi, maka penangkapan pun sering terjadi dan komunitas berbondong-bondong ke penyedia layanan kesehatan.

Meski menurutnya itu yang terlihat di permukaan, namun masih banyak pengguna Napza suntik yang masih menggunakan Napza jenis Putaw. Menurut Bagus yang sudah hampir satu tahun ini menjadi petugas lapangan mengatakan bahwa situasi akan menjadi berbalik saat penyedia layanan khususnya terapi Buprenorpin tidak tersedia, maka komunitas pun tetap akan mencari Napza yang tersedia di peredaran gelap dan sebagaian lainnya menuju ke penyedia layanan terapi Methadone.” Inilah yang menjadi pekerjaan rumah besar kami, bagaimana untuk menjaga konsistensi komunitas untuk berada di penyedia layanan kesehatan pemerintah dan memberikan edukasi pada komunitas yang berada di luar lingkaran terapi untuk terujuk ke layanan”, tegasnya sembari menjelaskan bahwa hal tersebut merupakan salah satu upaya program penggurangan dampak buruk Napza terhadap HIV dan AIDS.

Selain itu, lingkungan kondusif dan optimalisasi kualitas layanan pada penyedia layanan terapi juga harus terjaga. Bagus menuturkan dari pengamatannya bahwa klien yang merasa tidak nyaman bisa drop out dari layanan tersebut. Ketidaknyamanan ini antara lain, pemantauan dan penangkapan polisi di sekitar penyedia layanan, kualitas SDA dan SDM penyedia layanan bagi klien dan lain sebagainya. Menurut Bagus, hal inilah yang perlu dibangun bersama-sama antara masyarakat sipil, komunitas, penyedia layanan dan pemangku kepentingan lainnya untuk mengupayakan prioritas pendekatan kesehatan masyarakat sebagai salah satu pilar dalam mengatasi persoalan Napza, HIV dan AIDS serta gejala sosial lainnya. (BD-RS)

Thank you for visited us, Have a question ? Contact on : info@orbit.or.id
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...

0 komentar:

Post a Comment