Tahanan Pengidap HIV/AIDS Tak Perlu Diisolasi

Surabaya - Selama ini ada perbedaan penanganan terhadap tahanan yang positif terjangkit virus HIV/AIDS dan tidak. Yang terjangkit penyakit mematikan itu dipisahkan dari tahanan lainnya untuk menghindari penularan.

Menurut Koordinator Unit Perawatan Intermediet dan Penyakit Infeksi Paru RSU dr Soetomo, dr Erwin Astha Trijono tak perlu dilakukan.

"Tidak harus dan perlu dimasukkan ruang tahanan khusus atau sendiri," kata Erwin saat berbincang dengan detiksurabaya.com, Jumat (29/10/2010).

Tahanan yang positif terjangkit, kata Erwin juga berhak mendapat perlakuan yang sama selama proses penyidikan berlangsung dan tidak perlu serta tidak harus disendirikan.

Erwin menuturkan jika selama tahanan pengidap tidak melakukan hubungan seksual atau berbagi jarum suntik maka tidak akan terjadi apa-apa dan tidak menular. "Kalau tidak melakukan hubungan seksual kan tidak menular. Bahkan hanya bicara biasa juga tidak menular kok," tuturnya.

Namun stigma yang berkembang di masyarakat terlanjur memvonis bagi pengidap HIV/AIDS maka bisa menularkan penyakitnya sehingga tidak ada yang berani mendekat atau melakukan kontak meski hanya sekedar bicara.

Oleh karena itu, Erwin berharap kepada siapa saja, khususnya polisi agar bisa merubah kebiasaan dengan menyendirikan atau mengucilkan tahanan yang terjangkit dengan tahanan lainnya.

"Saya harap tidak ada lagi memberikan ruang khusus tahanan pengidap. Tap yang harus dilakukan yakni memperhatikan pengobatan terhadap tahanan tersebut," tandasnya.

(ze/wln)

(Sumber:http://surabaya.detik.com/read/2010/10/29/071523/1478298/466/tahanan-pengidap-hiv-aids-tak-perlu-diisolasi?y991101465)