Our Right To Be Independent | Members area : Register | Sign in

Orbit Update News

Obat Hepatitis C Murah, Harga Mati!!.

Share this history on :
 




Press Release
“SOFOSBUVIR, Obat Hepatitis C untuk Rakyat”


Hepatitis C adalah persoalan serius bagi kesehatan rakyat Indonesia. Diperkirakan di dunia ada 2% penduduk yang terinfeksi Hepatits C kronis. Setiap tahunnya diperkirakan lebih dari 150 ribu orang meninggal karena infeksi Hepatitis C ini.

Data terbaru yang dilansir Jurnal Lancet bulan Juni 2015 mengatakan bahwa estimasi pengidap Hepatitis C di Indonesia sekitar 2 juta orang. Kelompok umur tertinggi yang mengidap Hepatitis C di Indonesia berasal dari kelompok umur 50-59 tahun dan sisanya terbagi secara proporsional di kelompok umur lainnya. Hepatitis C adalah penyakit yang menyerang tanpa melihat latar belakang baik dari kelompok masyarakat umum maupun kelompok pengguna narkotika suntik.

Metode penularan hepatitis C adalah melalui pertukaran jarum suntik tidak steril di kalangan pengguna narkotika, kontaminasi alat suntik kedokteran, transfusi darah, dari ibu yang terinfeksi Hepatitis C ke anak serta untuk di beberapa kasus terjadi karena hubungan seksual dengan orang yang sudah terinfeksi (jarang).

Selama ini, obat Hepatitis C disembuhkan dengan obat kombinasi Pegylated Interferon dan Ribavirin. Obat Pegylated Interferon ini digunakan dengan cara disuntik di perut seminggu sekali dan ribavirin dengan cara oral. Sayangnya, tingkat kesuksesan terapi dengan obat kombinasi ini rendah. Selain itu, obat kombinasi ini memiliki efek samping yang cukup berat sehingga banyak pasien yang tidak kuat dan berhenti terapi di tengah jalan.

Harga obat kombinasi jenis Peggylated Interferon + Ribavirin ini mencapai 80 juta rupiah untuk periode pengobatan penuh dan saat ini Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sudah bisa menanggung pengobatan dengan  menggunakan obat ini.

Tahun 2013 kemarin, Badan Pengawas Makanan dan Obat-Obatan Amerika memberikan ijin edar bagi obat generasi baru untuk menyembuhkan Hepatitis C. Obat dari golongan Direct Acting Antiviral ini bernama Sofosbuvir. Obat ini patent-nya dimiliki oleh perusahaan Gilead dengan brand Sovaldi. Obat Sofosbuvir ini, yang digunakan dengan cara oral dan dikombinasikan dengan obat Ribavirin. Kombinasi Sofosbufir dan Ribavirin ini memiliki tingkat kesuksesan terapi yang tinggi lebih dari 90% untuk menyembuhkan Hepatitis C.

Saat ini, obat Sofosbuvir ini sedang didaftarkan di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia. Pendaftaran ini diperlukan guna mendapatkan ijin edar sehingga obat ini bisa diedarkan di pasar Indonesia. Biasanya, mekanisme pendaftaran dan Badan POM ini memerlukan waktu lebih dari 2 tahun. Namun, BPOM memiliki mekanisme Fast Track yang bisa mempercepat waktu pendaftaran sampai dengan 6 bulan saja jika obat ini diperlukan oleh rakyat Indonesia dan sifatnya menyelamatkan nyawa.

Selain itu yang juga krusial setelah obat ini mendapatkan ijin edar adalah mendorong agar obat ini masuk dalam Formularium Nasional sehingga bisa ditanggung JKN.

Harga obat Sofosbuvir versi generik dijual oleh produsennya sebesar 2,6 – 3,6 juta per botol untuk konsumsi 1 bulan dan sudah bersama dengan Ribavirin. Untuk penyembuhan hepatitis C diperlukan waktu antara 3 bulan sampai 6 bulan tergantung tipe virus Hepatitis C yang diidap. Dengan estimasi waktu terpanjang untuk melakukan terapi selama 6 bulan, maka harga obat Sofosbuvir ini semahal-mahalnya akan mencapai 24 juta rupiah. Harga obat ini jauh lebih murah dari obat kombinasi Peggylated Interferon + Ribavirin yang mencapai 80 juta yang saat ini sudah ditanggung oleh JKN dan oleh karenanya peluang untuk mendesak kombinasi obat Sofosbuvir dan Ribavirin untuk ditanggung oleh JKN sangat besar. Karena obat ini jauh lebih murah, lebih efektif dan lebih minim efek samping.

Dengan demikian, kami Koalisi Obat Murah yang terdiri dari Yayasan Orbit, Empowerment and Justice Action (EJA), Rumah Cemara dan Indonesia AIDS Coalition (IAC) menyelenggarakan aksi damai di kantor Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) cabang Surabaya - Jawa Timur pada hari Selasa, tanggal 28 Juli 2015 pukul 10.00-11.00 WIB yang merupakan bagian dari aksi serupa secara serentak dalam menyambut hari Hepatitis Sedunia di berbagai kota di Indonesia dengan tuntutan: 

  1. Masukan Sofosbuvir dalam mekanisme Fast Track di BPOM sehingga bisa segera mendapatkan ijin edar.
  2. Masukan Sofosbuvir dalam daftar Formularium Nasional sehingga bisa ditanggung oleh Jaminan Kesehatan Nasional.

Surabaya, 28 Juli 2015
Koordinator Aksi
Ikke Sartika
082131112481
 
Thank you for visited us, Have a question ? Contact on : info@orbit.or.id
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...

0 komentar:

Post a Comment