Ingin Kursus Montir, Bocah Korban Narkoba Akan Kirim Surat ke Risma

SURYA.co.id | SURABAYA - Lewat pendampingan Bappemas dan pengacara Yayasan Orbit, Rudhy Wedhasmara, mereka kini dipindahkan ke dalam shelter.

Dalam sidang di PN Surabaya, hakim memutus mereka menjalani rehabilitasi dan kerja sosial.
Jaksa Penuntut Umum (JPU) mengajukan banding, hingga akhirnya hakim memutus mereka menjalani penjara satu tahun. Namun, JPU banding lagi. Kini, kasus ini dalam proses kasasi.

Selama menunggu kasasi, AM dan KC harus tetap berada di shelter. Sudah enam bulan mereka di sana. Untuk menepis kejenuhan, mereka bermain pingpong dan mengaji.

KC sempat meminta dipindah ke Rutan Medaeng. Tapi, ini dianggap aneh.

Setelah diselidiki, ternyata ibu angkatnya juga ditangkap polisi dan dihukum di Rutan Medaeng.

Di shelter inilah kesadaran AM dan KC muncul. Mereka ingin mendapatkan kursus mekanik kendaraan bermotor. Mereka ingin menulis surat kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

“Pokoknya saya mau berhenti (jadi kurir sabu) dan jadi tukang parkir saja bersama paman. Tapi kalau boleh, saya mau menulis surat ke Bu Risma agar dikursuskan montir. Senang saya kalau bisa jadi montir,” ucap KC

Rudhy Wedhasmara menilai, penegak hukum belum siap dengan sistem peradilan anak.
Mereka masih bersemangat untuk memidanakan dengan hukuman maksimal. Padahal, UU 11/2012 mengamanatkan peradilan yang ramah terhadap anak. (day/ben/uji)

Sumber:  http://surabaya.tribunnews.com/2015/04/02/ingin-kursus-montir-bocah-korban-narkoba-akan-kirim-surat-ke-risma