suarasurabaya.net| Pecandu narkoba lekat dengan stigma
negatif di masyarakat. Masyarakat masih menganggap pecandu narkoba merupakan
sampah masyarakat dan penyakit. Tak heran bila dalam diri pecandu selalu dicap
jelek. Berangkat dari stigma inilah, komunitas pecandu bernama Mejacom
(Methadone Jagir Community), yang sedang mengikuti terapi metadon di Puskesmas
Jagir menyelenggarakan bakti sosial dengan membagi-bagikan pakaian layak pakai
dan sembako kepada masyarakat yang tidak mampu di lingkungan Puskesmas Jagir.
Sekitar 30 warga kurang mampu dan tukang becak di sekitar Puskesmas Jagir menerima pakaian bekas layak pakai dan sembako dari para pecandu narkoba. "Ini sebagai bentuk kepedulian kami sebagai Pecandu atas warga sekitar puskesmas yang kami anggap kurang mampu. Hal ini sekaligus sebagai upaya kami dalam mengurangi stigma yang melekat pada kami. Kami tidaklah seburuh apa yang selama ini dinilai masyarakat. Kami anak bangsa yang butuh pertolongan dari derita pengaruh Napza," kata Hendra, koordinator Mejacom, dalam keterangan persnya, Selasa (19/2/2013).
Ditambahkan Hendra, pakaian bekas layak pakai dan sejumlah sembako ini dikumpulkan dari swadaya anggota Mejacom dan beberapa donatur di Surabaya. "Kita sudah mengumpulkan sekitar 30 kantong plastik pakaian bekas layak pakai, 60 kg beras, 30 kg gula pasir, dan 30 liter minyak goreng. "Kami menguncapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang membantu dan berperan dalam bakti sosial ini," katanya.
Mejacom merupakan suatu komunitas yang terbentuk sebagai wadah positif dan beranggotakan teman-teman Penasun (Pengguna Napza Suntik) yang sedang mengikuti terapi substitusi di PTRM (Poliklinik Terapi Rumatan Methadone) Puskesmas Jagir. Menurut Hendra, tujuan terbentuknya Mejacom pada November 2009 lalu adalah sebagai wadah sebagai pengontrol dan pengendali perilaku, membentuk rasa solidaritas senasib dan kekeluargaan, dan keinginan untuk dapat mengembangkan kreatifitas agar dapat mandiri dan berdayaguna.
Dalam mendukung program pemerintah penggurangan dampak buruk Napza yang tertuang dalam Strategi Rencana Aksi Nasional maupun Daerah, terdapat butir penciptaan lingkungan kondusif dalam seluruh rangkaian pelaksanaan program. Penciptaan lingkungan kondusif ini salah satunya mengurangi stigma dan diskriminasi yang ada di masyarakat.
"Kami juga mengenalkan kepada masyarakat, apa dan siapa kami dan Mejacom. Sekaligus kegiatan ini sebagai upaya memperat persaudaraan antar sesama korban Napza serta menjalin kerjasama dengan pihak layanan dalam hal ini Puskesmas Jagir, LSM, Stakeholder dan Pemerhati napza," katanya. (fik)
Sekitar 30 warga kurang mampu dan tukang becak di sekitar Puskesmas Jagir menerima pakaian bekas layak pakai dan sembako dari para pecandu narkoba. "Ini sebagai bentuk kepedulian kami sebagai Pecandu atas warga sekitar puskesmas yang kami anggap kurang mampu. Hal ini sekaligus sebagai upaya kami dalam mengurangi stigma yang melekat pada kami. Kami tidaklah seburuh apa yang selama ini dinilai masyarakat. Kami anak bangsa yang butuh pertolongan dari derita pengaruh Napza," kata Hendra, koordinator Mejacom, dalam keterangan persnya, Selasa (19/2/2013).
Ditambahkan Hendra, pakaian bekas layak pakai dan sejumlah sembako ini dikumpulkan dari swadaya anggota Mejacom dan beberapa donatur di Surabaya. "Kita sudah mengumpulkan sekitar 30 kantong plastik pakaian bekas layak pakai, 60 kg beras, 30 kg gula pasir, dan 30 liter minyak goreng. "Kami menguncapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang membantu dan berperan dalam bakti sosial ini," katanya.
Mejacom merupakan suatu komunitas yang terbentuk sebagai wadah positif dan beranggotakan teman-teman Penasun (Pengguna Napza Suntik) yang sedang mengikuti terapi substitusi di PTRM (Poliklinik Terapi Rumatan Methadone) Puskesmas Jagir. Menurut Hendra, tujuan terbentuknya Mejacom pada November 2009 lalu adalah sebagai wadah sebagai pengontrol dan pengendali perilaku, membentuk rasa solidaritas senasib dan kekeluargaan, dan keinginan untuk dapat mengembangkan kreatifitas agar dapat mandiri dan berdayaguna.
Dalam mendukung program pemerintah penggurangan dampak buruk Napza yang tertuang dalam Strategi Rencana Aksi Nasional maupun Daerah, terdapat butir penciptaan lingkungan kondusif dalam seluruh rangkaian pelaksanaan program. Penciptaan lingkungan kondusif ini salah satunya mengurangi stigma dan diskriminasi yang ada di masyarakat.
"Kami juga mengenalkan kepada masyarakat, apa dan siapa kami dan Mejacom. Sekaligus kegiatan ini sebagai upaya memperat persaudaraan antar sesama korban Napza serta menjalin kerjasama dengan pihak layanan dalam hal ini Puskesmas Jagir, LSM, Stakeholder dan Pemerhati napza," katanya. (fik)
(Sumber:http://m.suarasurabaya.net/kelanakota/detail.php?id=a05347eec8b7110896c32405177299df2013115353)
0 komentar:
Post a Comment