LSM Nilai Raperda HIV/AIDS Surabaya Masih Kurang

Surabaya - Pemkot dan DPRD Surabaya berencana membentuk Pansus untuk membahas Raperda Penanggulangan HIV/AIDS dengan target utama masalah pendidikan seks dini untuk pelajar di Surabaya. Namun rencana pemkot dan DPRD Surabaya itu rupanya dianggap kurang oleh pihak LSM yang peduli dengan masalah AIDS di Surabaya. LSM yang tidak dilibatkan dalam pembahasan regulasi tersebut. enilai jika draft Raperda itu masih belum sesuai harapan terkait populasi kunci HIV/AIDS. Menurut salah satu penggiat LSM peduli AIDS, Erma Susanti, dalam penanggulangan masalah tersebut, perlu disediakan rumah pemulihan atau shelter-shelter. Namun dalam draft Raperda itu sama sekali tak menyinggung masalah tersebut. “Berbicara masalah HIV/AIDS itu tak hanya soal pencegahan atau pemulihan kesehatan saja, tapi perlu penanganan aspek psikologis dan sosial penderitanya. Masyarakat saat ini masih sulit menerima ODHA. Nah shelter itulah yang bisa jadi solusinya,” ujar Erma. Keberadaan shelter dianggap penting sebab saat ada ODHA yang ditolak keluarganya, yang menampung hanya rumah pemulihan itu sampai yang bersangkutan meninggal dunia. Bahkan pengajuan shelter ke Kementerian Kesehatan untuk Surabaya, juga tak pernah terealisasi. Selama ini, ODHA ditampung sembarangan, makanya tak heran jika ODHA banyak yang meninggal dunia. Kadang, ODHA ditampung di Liponsos yang tak memiliki peralatan untuk menanganinya. “Seiring dengan Raperda itu, Dinas Kesehatan berencana menjalin kerjasama dengan tujuh RS. Ini kami nilai tak serius, karena yang selama ini serius menangani masalah HIV/AIDS adalah RSU dr Soetomo karena memiliki peralatan yang lengkap,” ujar Erma. Rencananya, Pansus tersebut tetap akan menggandeng semua pihak, termasuk LSM. Namun waktunya masih diatur bergantian. oleh:Windhi A-editor:YL.antamaputra (Sumber: http://www.centroone.com/news/2013/01/4y/lsm-nilai-raperda-hiv-aids-surabaya-masih-kurang/)