Our Right To Be Independent | Members area : Register | Sign in

Orbit Update News

KPA Provinsi Jatim Berencana Verifikasi Ulang Pemetaan Populasi Kunci 2011

Share this history on :
Surabaya (Orbit) – Rentang waktu bulan November yang lalu, 11 Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota dan Kabupaten melakukan pemetaan yang tertuju kepada kelompok populasi resiko tinggi yang rentan terhadap penularan HIV dan AIDS di provinsi Jawa Timur.

Wilayah yang menjadi prioritas di Jatim ini antara lain Kota Surabaya, Malang, Madiun, dan Kediri. Sedang ditingkat Kabupaten diantaranya Sidoarjo, Mojokerto, Blitar, Banyuwangi, Jember, Kediri dan Madiun.

Dalam kegiatan yang melibatkan LSM AIDS serta Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan setempat bertujuan untuk melihat sebaran populasi dengan latar belakang Wanita Pekerja Seks (WPS), Pengguna Napza Suntik (Penasun), Pria dengan Resiko tinggi (Risti), Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL) dan Wanita Pria (Waria).

Menurut Otto Bambang Wahyudi hasil pemetaan ini dapat dipergunakan sebagai perencanaan program yang didalamnya juga dapat diketahui ketepatan penentuan lokasi intervensi program, termasuk sebagai dasar penyediaan layanan. Selain itu, dia mengharapkan juga terdapat besaran permasalahan dan kebutuhan, sehingga penentuan sumber daya yang dibutuhkan dapat direncanakan.

Otto yang tahun lalu lulus Doktoral di bidang komunikasi ini menjelaskan bahwa pengumpulan data telah dilakukan proses verifikasi oleh KPA setempat dengan LSM, Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial. Namun, menurutnya beberapa hasil pemetaan pada kelompok tertentu perlu diverifikasi ulang.

Hal ini terungkap pada kegiatan pertemuan sosialisasi pemuthakiran data pemetaan populasi kunci, Selasa (3/1) di Sekretariat KPA Provinsi Jatim yang melibatkan jaringan populasi kunci dan pengambil kebijakan tingkat provinsi. “Mana data yang sekiranya perlu diverifikasi ulang” ujar Otto dihadapan seluruh peserta ketika selesai menyampaikan hasil pemetaan.

Otto yang sehari-hari menjabat sekretaris KPA Jatim mengungkapkan hal ini dengan mengambil contoh hasil pemetaan Penasun di kota Surabaya. “Hasilnya hanya 390 orang, sangat kontra dengan pelaporan program Harm Reduction di kota Surabaya” katanya.

Theo Zainuri dari HCPI Jatim menyatakan bahwa hal ini perlu dilihat dari pemahaman para pelaksana terkait kriteria inklusi. Menurutnya data pemetaan kota Surabaya ini dimungkinkan yang teridentifikasi aktif pengunaan Napza hanya bulan ini. Dia juga mengatakan beberapa data yang ia miliki dari LSM bahwa data 300an orang itu merupakan Penasun tongkrongan atau yang bisa selalu dikontak.

Theo yang saat ini berkantor di Dinas Kesehatan Provinsi menambahkan bahwa sebelum pemetaan di lakukan diperlukan referensi data dasar dari pencapaian program yang ada untuk digunakan sebagai acuan. Menurutnya data pemetaan ini tidak berbanding lurus dengan angka kasus HIV oleh Penasun di kota Surabaya. “Konstribusi angka HIV oleh Penasun tertinggi di Jatim ada di kota Surabaya” ungkapnya. Dari data itu, ia menegaskan pemetaan ini patut diverifikasi ulang berdasar dari data kasus HIV dan capaian program Penasun yang ada sangat kontra dengan data hasil pemetaan.

Hal senada juga di ungkapkan Okto Reno selaku Direktur Pelaksana Daerah PKBI. Menurutnya dia memerlukan data pemetaan ini dapat di sepakati dengan pemangku kepentingan yang lain untuk digunakan sebagai acuan perencanaan dan pelaksanaan program HIV di Jatim. Selain itu, dia juga mengharapkan bahwa pemetaan ini dapat dilakukan secara periodik minimal satu tahun sekali.

Secara terpisah, Yayasan Orbit yang di wakili oleh Syamsul Arifin sebagai koordinator lapangan mengatakan bahwa pihaknya akan selalu siap jika diminta untuk melakukan verifikasi ulang terkait hasil pemetaan ini. Menurutnya rencana itu perlu dikoordinasikan dengan Yayasan Bina Hati, pasalnya pelaksanaan pemetaan merupakan kerja-kerja kolaborasi antara keduanya yang dikoordinasi KPA kota Surabaya. “Intinya kami siap jika diminta untuk verifikasi ulang” katanya.(RS)

Thank you for visited us, Have a question ? Contact on : info@orbit.or.id
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...

0 komentar:

Post a Comment