Dengan situasi itu, Surabaya diikuti pertumbuhan berbagai persoalan, seperti halnya kepadatan lalu-lintas, pencemaran udara, perumahan yang kurang sehat dan pelayanan masyarakat yang kurang layak termasuk criminal, kekerasan dan penggunaan obat-obatan terlarang menjadi masalah yang kerap dihadapi masyarakat. Sementara itu pelayanan kesehatan yang ada belum memenuhi kebutuhan baik dari keterjangkauan, pemerataan dan kemudahannya.
Melihat perkembangan fakta tersebut, lingkungan fisik, sosial dan budaya perkotaan berada pada situasi yang rawan. Apabila kecenderungan tersebut tidak dikendalikan, maka ketahanan daya dukung daerah perkotaan akan lemah. Untuk mengatasi persoalan itu, upaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan fisik dan sosial dibarengi dengan pemberdayaan masyarakat secara terus menerus dilakukan dengan harapan dapat memberikan keamanan, kenyamanan, ketenteraman dan kesehatan bagi masyarakat perkotaan dalam menjalankan kegiatan kehidupannya.
Untuk menjawab tantangan perkembangan kota dan pembangunan kesehatan diperlukan pengembangan yang tersistematis untuk lebih mendekatkan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat, mempersiapkan masyarakat dalam menghadapi masalah-masalah kesehatan, memandirikan masyarakat dalam mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat. Sehingga dengan demikian, langkah-langkah antisipasi untuk meningkatkan kualitas lingkungan fisik dan social di Kota Surabata sudah saatnya untuk dilakukan dan bukan hanya sebagai tanggungjawab pemerintah saja melainkan oleh semua pihak.
Dala rangka hal itu, Sekretariat Daerah kota Surabaya melalui Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya menyelenggarakan pertemuan koordinasi kota Sehat, Selasa (13/12) di ruang pertemuan Pola yang berlangsung di jalan Pacar. Pertemuan koordinasi yang di ikuti oleh seluruh Satuan Kerja Perangkat (SKPD), kalangan akademisi, tokoh masyarakat dan LSM mencapai hingga 40 orang.
Dalam acara yang salah satu pemateri diisi oleh dr. Ach Jaeli, MPPM dari Dinas Kesehatan Provinsi Jatim menjelaskan bahwa kota Surabaya telah memiliki potensi untuk pengembangan kota Sehat. Hal ini dapat dilihat dari keberhasilan kota Surabaya yang menyabet penghargaan Adipura. Selain itu penghargaan-pengharaan yang tidak kalah prestisius juga kerap didapat di sector lingkungan dan kesehatan. Satu hal yang menarik di kota Surabaya adalah program Green and Clean telah mencuri perhatian kota-kota lain untuk mengikutinya. “Surabaya juga telah berhasil mengembangkan taman kotanya”, ujarnya. Jaeli menambahkan dengan dukungan peraturan bersama Kementerian Dalam Negeri dan Kementrian Kesehatan nomor 34 tahun 2005 tentang penyelenggaraan kabupaten atau kota Sehat, ia mengatakan bahwa kota Surabaya mampu mewujudkan hal itu.
Hendro Gunawan selaku kepala Bappeko kota Surabaya menyatakan bahwa tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan singkronisasi serta kesinambungan lintas sector, masyarakat dan stakeholder dalam pembangunan yang berhubungan dengan upaya-upaya perwujudan kota sehat. Dia mengatakan bahwa pertemuan ini masih dalam tahap awalan untuk selanjutnya akan dilakukan kegiatan yang serupa hingga dari pihak pemerintah terdapat dukungan berupa peraturan, kebijakan, penganggaran dan pelaksanaan. “Ini masih tahap awalan semua pihak akan terlibat dalam perwujudan upaya ini”, ungkapnya sembari menjelaskan bahwa pertemuan lanjutan akan menginisiasi pembentukan tim Pembina maupun forum kota sehat. (RS)
0 komentar:
Post a Comment