
Pelayanan ini menjadi ruangan ke-30 yang merupakan fasilitas ruangan dengan nomor urut terakhir di RSJ Jiwa Lawang. Suasana tepat lebaran tidak jauh berbeda dengan situasi pada saat hari-hari biasa, Kamis (1/9) . Semua aktifitas berjalan normal kata Junaedi. Dedi sapaan akrabnya yang saat ini menjadi konselor Adiksi mengungkapkan bahwa di rumah sakit ini terdapat 3 penjagaan yaitu penjagaan utama di pintu gerbang, kedua di pos satpam yang menghubungkan antar ruangan dan terakhir di fasilitas ruangan masing-masing.
Saat ini terdapat 7 klien yang menghuni bangunan rehabilitasi yang kurang lebih seluas 600 meter per segi ini. Dedi mengatakan metode yang diberikan ke mereka adalah pendekatan hospital base yang dimodifikasi dengan konsep Theraupetutic Community. “Alurnya 1 bulan detok, 3 bulan primary yang kemudian di kombinasi dengan pelayanan lain” katanya. Pelayanan lain ini berupa terapi sosial, musik, rekreasi, keluaraga dan lain sebagainya.
Sementara itu fasilitas tenaga profesional berupa dokter kejiwaan, umum, psikolog, perawat dan rohaniawan juga tersedia. Tenaga profesional ini juga mengikuti aspek gender ketika mendapati klien perempuan. Meski disendirikan tetapi pelayanan tetap optimal, katanya disela-sela saat menjelaskan tiap fasilitas pada masing-masing ruangan. Sedangkan bagi calon klien yang tidak mampu untuk biaya pengobatan dan perawatan, pihak rumah sakit sangat memudahkan proses birokrasi untuk pengurusan keringanan biaya. “Pokoknya jangan khawatir dengan biaya, disini bisa jamkes” ungkap Dedi menegaskan sembari mengakhiri diskusi pada hari +1 setelah lebaran. RS.
0 komentar:
Post a Comment