Our Right To Be Independent | Members area : Register | Sign in

Orbit Update News

Pecandu Harus Peka Hak Asasi Manusia

Share this history on :
Banyuwangi – Penguna napza suntik psikotropika ada banyak disini, kalimat pertama yang disampaikan oleh Zainul mengawali pembicaraan di pagi buta saat menyambut kedatangan EJA dan Orbit (17/3) dalam menerima undangan KPA Kabupaten Banyuwangi pada pertemuan pengguna napza suntik (penasun).

Zainul dengan Kelompok Kerja Bina Sehat (KKBS) Banyuwangi ini telah hampir dua tahun berkonsentrasi pada permasalahan pengguna napza suntik. "Tidak hanya pecandu, kami juga peduli terhadap kelompok beresiko tinggi lainnya" kata pria yang berpawakan tegap ini. Pertemuan yang berlangsung di aula klinik Sri Tanjung ini dihadiri oleh tidak kurang 30 orang pecandu. "Pecandu tahu klinik ini karena biasanya mereka ambil Subutex dan test HIV disini" ujarnya. Sebuah klinik, berada dipusat kota yang terbilang bangunan tua ini menjadi tempat basecamp aktivitas kegiatan program KKBS.

Pertemuan yang di buka oleh program officer mewakili sekretaris KPA banyuwangi ini memaparkan tujuan pelaksanaan kegiatan yang diantaranya adalah meningkatkan pengetahuan hukum dan hak-hak pecandu sebagai warga negara. Erna sapaan akrabnya menyatakan bahwa di kota Banyuwangi layanan pecandu telah lama di buka, namun contoh kecilnya seperti limbah jarum suntik bekas pakai, para pecandu belum berani mengembalikan alat suntik itu ke puskesmas untuk dihancurkan. Padahal limbah ini cukup membahayakan jika ditemui masyarakat umum. Mantan wartawati sebuah surat kabar ini mengatakan bahwa belum terdapat kesamaan pandangan antara pihak penegak hukum dan kesehatan tentang pecandu adalah korban. "Karena itulah kami mengundang EJA dan Orbit untuk memberi penguatan kepada penasun" terangnya.

Dalam sesi pertemuan, Ali Subchan -Advokator Orbit- menyampaikan pentingnya para pecandu untuk mengorganisir diri dan kelompoknya. "Sudah saatnya teman-teman membentuk pergerakan pecandu dalam memperoleh pemenuhan HAM". Refleksi pergerakan di isu buruh dan kaum miskin kota juga disampaikan untuk dapat memotivasi pecandu. "Secara individu tidak akan kuat bergerak dibandingkan jika berkelompok. Buatlah kelompok seperti ambil nama front pembela HAM pecandu, karena kalimat itu sangat memiliki tujuan yang jelas" kata mantan aktivis 98 yang pernah merasakan pengabnya sel koramil ini. (SINyo)
Thank you for visited us, Have a question ? Contact on : info@orbit.or.id
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...

0 komentar:

Post a Comment