Tetapi bagi puskesmas yang telah memberikan jarum suntik lebih dari jatah itu tidak dipermasalahkan seperti puskesmas Tenggilis yang memberikan jarum suntik sebanyak 28 buah per penasun. Pemberian jarum suntik sebanyak itu dianggap perkecualian. Dan bagi CO (community Organizing) atau petugas penjangkau tidak diijinkan untuk mengakses jarum suntik untuk di bagikan ke komunitas, sehingga pemberi layanan jarum steril tetap melalui puskesmas.
Disamping itu terdapat kesepakatan lain mengenai retribusi. Semula pihak puskesmas yang telah bersertifikat ISO akan menarik retribusi Rp 2.500 per-orang untuk sekali mengakses layanan. Namun karena belum terdapatnya konfirmasi dari pihak dinas kesehatan kota mengenai retribusi, maka penarikan ini masih menjadi wewenang puskesmas. Seperti di puskesmas Jagir tetap menarik retribusi untuk layanan jarum suntik. Apabila ada layanan kesehatan lainnya, maka akan menambah pungutan biaya sesuai dengan masyarakat umum.
Tetapi bagi puskesmas Tenggilis belum menerapkan retribusi. Selama ini puskesmas tersebut masih menggratiskan layanan jarum suntik bagi penasun. Kecuali apabila penasun mengakses layanan kesehatan lainnya, maka akan ditarik sesuai perda restribusi. Perdebatan penentuan penarikan retribusi ini tidak mendapatkan solusi yang kongkrit dalam pertemuan tersebut, sehingga kemudian diputuskan menunggu kebijakan dari dinas kesehatan. Sementara itu, layanan gratis akan diberlakukan bagi penasun yang mempunyai kartu jamkesda.
Kemudian, untuk memudah pelayanan dan menertibkan pengambilan jarum suntik ke puskesmas, disepakati dinas kesehatan Surabaya untuk menerbitkan kartu layanan khusus bagi penasun yang isinya berupa identitas dan disertakan foto. Di dalam lembar dalam kartu layanan tersebut juga ditulis jumlah jarum suntik yang diberikan dan yang dikembalikan disertakan tanggal pengambilan atau pengembalian.
Sehingga harapannya secara tidak langsung "mau tidak mau" penasun setiap minggu akan datang ke puskesmas untuk mengakses jarum suntik. Hal ini juga dapat membuka kesempatan bagi petugas untuk memberikan konsultasi serta memantau perkembangan kondisi penasun.
Untuk feedback report dalam menindaklanjuti pendampingan untuk perkembangan penasun, pihak puskesmas menyambut baik dan menyerahkan sepenuhnya kepada Orbit untuk mekanismenya. Puskesmas Jagir misalnya dengan senang hati akan memberikan laporan umpan balik itu kepada Orbit. “Mau informasi aksesnya, kita akan berikan semua,” kata Kepala puskesmas Jagir.(CO5)
0 komentar:
Post a Comment