Our Right To Be Independent | Members area : Register | Sign in

Orbit Update News

Opini: Andai Jarum Suntik Saat ini seperti Film Puncture

Share this history on :

Sebuah gambar terpampang, tampak pemuda paruh baya dengan sorotan mata yang tajam berkemeja jas gelap dipadu dengan dasi hitam bergaris emas memegang sebuah jarum suntik 1milimeter. Sebuah kalimat ditandai merah, orang gila, jenius, playboy, bersahabat, bodoh dan pengacara....

Poster film Hollywood dengan pemeran utama Chris Evans yang juga pernah membintangi fantastic Four. Dalam skeuel yang berdasarkan kisah nyata ini dia memerankan sebagai Mike Weiss, seseorang pengacara muda berbakat dari Houston yang kecanduan Napza berat. Dia bekerja di firma hukum bersama mitranya (Markus Kassen) yang merupakan teman lamanya.

Pada saat itu sebagian besar Amerika terutama di Houston dalam pada tahun tertentu telah terlaporkan bahwa sebanyak 800.000 pekerja rumah sakit tertusuk jarum suntik yang tidak disengaja sebagai kecelakaan kerja. Dari data ini diketahui bahwa 1000 diantarannya memperoleh diagnosa penyakit mematikan antara lain Hepatitis dan HIV.

Kisah ini menjadi menarik tatkala Mike dan patnersnya memutuskan untuk mengambil kasus yang melibatkan Vicky (Vinessa Shaw), seorang perawat UGD disebuah rumah sakit yang tertusuk oleh jarum yang telah terkontaminasi pada saat menjalankan pekerjaannya.

Dia kemudian memberitahu bahwa insiden tersebut tidak akan terjadi jika rumah sakit memanfaatkan jarum yang aman berupa sebuah jenis jarum yang memiliki ujung ditarik dan tidak dapat digunakan lebih dari sekali.

Mike dan Markus kemudian mencari sumber informasi yang cukup dari data-data yang telah disebutkan dirumah sakit hingga pada akhirnya dapat bekerja sama dengan seseorang yang sebagai penemu jarum. Pria yang diperankan oleh Marshall Bell (Jeffrey Dancourt) kemudian dapat bekerjasama untuk membuahkan sebuah rumusan yang dapat memaksa rumah sakit untuk menggunakan peralatan paling aman yang dapat tersedia.

Cerita ini semakin menarik bahwa Mike yang juga seorang pecandu berat dalam perjalanan proses penangganan kasusnya memiliki perilaku “Free Sex dan Rock N Roll” yang tidak terlepas dari penggunaan heroin yang disuntikan, obat depresan, kokain dan kecanduan sex.

Dalam penanganan kasusnya ini mereka kemudian membangun aliansi dengan beberapa pihak yang cukup strategis diantaranya aliansi perawat se-Houston dan Senator yang berasal dari Negara bagian itu. Senator yang cukup mendukung Mike ini mensyaratkan bahwa dia harus dapat mengontrol kecanduannya. Pasalnya saat melakukan audiensi, Mike menyisakan Kokain (sisa pemakaian melalui hirup-snif, red) yang masih berada disekitar hidungnya yang kemudian ditegur oleh sang senator.

Film yang juga menceritakan kepentingan pemilik modal ini kemudian menjadi pertarungan “politik” baik dimedia massa dan litigasi di muka pengadilan. Mike dan patnernyapun bertarung dengan pengacara yang mewakili sebuah perusahaan besar. Perjalanannya dari cerita ini dipenuhi dengan intriks antar pengacara yang mengesankan peran prontagonis, peta tekanan perusahaan dan tekanan moral para korban yang diselingi suasana kekacaun dan sedikit misterius pada sosok Mike.

Perjalanan dari sebuah kekacuan sesosok Mike ini berakhir ketika tubuhnya ditemukan tidak bernyawa dirumah akibat overdosis. Hampir saja kasus yang ditangani nya ditutup yang kemudian dimenangkan oleh pihak perusahaan. Namun, Markus tidak patah arang, sesaat setelah melihat mayat Mike dirumahnya tergeletak sebuah dokumen-dokumen kunci yang dikerjakannya tanpa sepengetahuannya.

Markus kemudian mengali bersama dengan penemu jarum dan melakukan upaya hukum baik diluar pengadilan dan didalam pengadilan hingga akhirnya kasus ini dimenangkan secara mutlak.

Bagaimana dengan keadaan di Indonesia? Penggunaan jarum suntik aman dirumah sakit hingga saat ini belum ditemukan bahkan penulis masih belum mendapatkan pelaporan angka kasus yang signifikan akibat tertusuk jarum yang terkontaminasi pada penangganan medis. Terlebih pada program Layanan Jarum Suntik Steril (LJSS) di pengguna Napza suntik yang merupakan program resmi (legal) Kementrian Kesehatan. Alat suntik yang saat ini tersedia adalah berjenis Tubercolin, sangat berbeda jauh diawal-awal booming penggunaan Heroin menjelang akhir hingga awal tahun 2000-an yang menggunakan jenis Insulin.

Meski pada saat itu ditiap daerah tidak sama jenis penggunaan alat suntiknya, namun saat ini alat suntik yang digunakan adalah sama yaitu Tubercolin. Kenapa hal ini terjadi?, salah satu faktor yang dominan adalah karena dukungan pendanaan upaya pencegahan HIV dan AIDS yang kemudian memaksa menggunakan alat suntik itu kepada komunitas. Hal ini tidak dapat di hindari menginggat ini telah menjadi program Nasional (baca: keputusan Nasional) yang kemudian sistemnya dari Nasional tertuju ke daerah-daerah yang hanya dapat menerima dan tidak kuasa menolak atas dasar kebutuhan jenis jarum yang sesungguhnya dibutuhkan oleh komunitas.

Sistem top down inilah yang kemudian menjadi alat suntik yang saat ini ditemui oleh komunitas pengguna Napza suntik. Apakah ini betul sesungguhnya alat yang betul-betul dibutuhkan oleh komunitas?. Dari segi spesifikasi tentu ini tidak mengakomodir sesuai dengan jenis Napza yang saat ini digunakan oleh komunitas. Mengapa hal ini perlu diangkat?, seperti diketahui oleh banyak survei-survei dan penelitian yang dilakukan oleh masyarakat sipil maupun pemerintah tentang perilaku maupun trend penggunaan Napza suntik telah terjadi pergeseran.

Sebelumnya Heroin mudah sekali didapat hingga saat inipun kantong-kantongnya juga tersedia, namun dibeberapa daerah tidak demikian yang kemudian cenderung menggunakan Napza jenis lain. Obat depresan di suntikan, obat subtitusi opiat disuntikan, dan Napza lain terutama Amphetamin juga ditemukan ada angka presentase yang sudah coba-coba disuntikan. Inilah yang kemudian mempengaruhi alat suntik yang harus digunakan oleh pengguna Napza suntik.

Sesuai dengan jenisnya yang beredar saat ini diketahui bahwa alat suntik Insulin memiliki ukuran tabung: 1 mililiter, diameter jarum: 27G, panjang jarum: ½ Inci dan isi tabung: 0.40x13mm. Sementara itu, Tubercolin memiliki ukuran tabung: 1 mililiter, diameter jarum: 26G, panjang Jarum: ½ Inci dan isi babung: 0.45x13mm. Dari spesifikasi ini dapat dilihat bahwa disesuaikan dengan jenis Napza yang digunakan tentunya memerlukan alat yang tepat khusunya pada bagian diameternya.

Hal ini yang seharusnya dapat diakomodir untuk upaya pencegahan HIV dan AIDS agar supaya komunitas Penasun dapat selalu mengakses dengan mengeliminasi penggunaan alat yang tidak tersedia di layanan-layanan program. Lalu, bagaimana dengan kualitas yang tersedia saat ini? bisa dilakukan evaluasi didalam ketabuan membicarakan branded. Hal ini diperlukan secara obyektif bahwa evaluasi layanan tidak hanya terkait kualitas layanan dan distribusi yang ditilik, namun evaluasi alatnya juga diperlukan untuk melihat kebenaran kebutuhan yang sesungguhnya.

Diakhir tulisan ini, penulis mengharapkan bahwa jika upaya-upaya yang saat ini tengah dilakukan dapat dimulai dari bawah yang kemudian diakomodir oleh tingkatan atas. Sehingga jika hal ini dapat terjadi, maka akan menjadikan program-program yang telah dicanangkan dapat menuai hasil yang diharapkan secara maksimal.

Pelibatan kaum bawah dapat memberikan arti bahwa sesungguhnya pelibatan mereka dapat memberikan konstribusi keberhasilan program, jika program yang ditujukan ke mereka sesungguhnya sesuai dengan yang dibutuhkannya. Namun situasi saat ini banyak pihak yang masih memandang mereka adalah “haram”, “pembonekaan” dan menjadi “penyakit” jika pelibatan dalam penyusunan perencanaan, pelibatan pelaksanaan dan evaluasi diikutsertakan. Ini harus berubah!!!.

Jakarta, 21 Desember 2011

Oleh:

Rudhy Sinyo - Seorang pecandu film yang saat ini aktif di organisasi kemasyarakatan di kota Surabaya

Thank you for visited us, Have a question ? Contact on : info@orbit.or.id
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...

0 komentar:

Post a Comment