Our Right To Be Independent | Members area : Register | Sign in

Orbit Update News

77 Persen Pengguna Putauw di Surabaya Beralih ke Subutex

Share this history on :
SURABAYA - Yayasan Orbit, sebuah lembaga dibawah naungan Komisi Penanggulangan HIV/AIDS (KPA) Jawa Timur menemukan kecenderunan pemakaian putauw dikalangan pengguna Napsa sudah bergeser dari putauw ke buprenorfin (jenis narkoba) bermerk Subutex.

Subutex yang mulai masuk ke Indonesia tahun 2005 kini sudah diminati oleh sekiar 77 persen pecandu putauw. "Tahun ini kami lakukan servei, hasilnya pengguna putauw sudah semakin kecil tinggal 15 persen," kata Rudhy Wedhasmara, direktur Orbit ketika menggelar keterangan pers, Minggu (11/4).

Menurut dia, semakin kecilnya pengguna putauw sagat menggembirakan. Apalagi, subutex merupakan jenis narkotika yang dilegalkan pemerinah untuk menggantikan kecenderunan pengguna putauw. Dengan dosis tertentu pengguna subutex bisa dimonitor untuk kemudian bisa disembuhkan secara total dari kecanduan narkoba.

Namun, menurut Rudhy, saat ini ternyata ditemukan praktek membahayakan dari penggunaan subutex. subutex yang seharusnya digunakan dengan cara oral atau cara diminum ternyata kini ditangan pecandu, subutex dikonsumsi dengan cara disuntikkan. "Kalau disuntikkan, subutex tidak bisa larut sehingga pembuluh darah bisa buntu," ujar Rudy. Dari temuan Orbit, banyak pengguna subutex dengan cara suntik menjadi lumpuh karena terjadi sumbatan dipembuluh darah.

Yang paling mencengangkan, banyak dokter yang seharusnya memberikan subutex dan harus diminum saat itu juga di lokasi praktek dokter, tapi malah memberikan subutex dengan dosis bawa pulang (take home doses).

Doses bawa pulang inilah yang rentan disalahgunakan. Padahal, sesuai peraturan subutex tidak boleh dibawa pulang. Akibatnya pun kini marak terjadi jual beli ilegal di antara pecandu.

Subutex yang terdiri dari dua paket yaitu paket dua miligram seharga Rp 15 ribu dan paket delapan miligram seharga Rp 30 ribu, kini di tangan pecandu dipecah-pecah menjadi paket kecil dengan harga Rp 30 sampai Rp 80 ribu.

Selain membahayakan, menggunakan subutex dengan cara suntik juga membahayakan tertularnya HIV/AIDS. Data di Yayasan Orbit menunjukkan dari 1.600 warga Surabaya yang tertular HIV dan 1.300 penderita AIDS ternyata 90 persennya tertular dari jarum suntik. ROHMAN TAUFIQ.

(Sumber: http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/2010/04/11/brk,20100411-239528,id.html)
Thank you for visited us, Have a question ? Contact on : info@orbit.or.id
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...

0 komentar:

Post a Comment