Our Right To Be Independent | Members area : Register | Sign in

Orbit Update News

Penyebaran HIV/AIDS di Jatim Karena Penggunaan Jarum Suntik Bergantian

Share this history on :
Surabaya - Meski lokalisasi terbesar di Indonesia berada di Jawa Timur, namun penyebaran HIV/AIDS paling besar bukan pada aktivitas seks secara bergantian. Tetapi penyebaran HIV/AIDS terbesar adalah ditularkan dengan pemakaian jarum suntik secara bergantian.

Dari data Komisi Penanggulangan Aids Jawa Timur jumlah orang terkena HIV/AIDS (ODHA) tahun 2009 sebanyak 2.292 jiwa. Dari jumlah ODHA ini sebanyak 63 persen penularannya melalui jarum suntik secara bergantian. Sisalnya penularan dengan seks tanpa kondom.

Menurut Sekretaris KPA Propinsi Jawa Timur, Otto Bambang Wahyudi, dalam acara pertemuan Jaringan Penasun Tingkat Kota Surabaya, Senin (23/3) di Bapelkes mengatakan bahwa tahun 2010 penderita HIV/AIDS di Jawa Timur menduduki peringkat ke kedua setelah Jawa Barat.

"Padahal tahun 2009 kemarin Jawa Timur masih peringkat tiga. Sekarang sudah peringkat ke dua setelah Jawa Barat. Kondisi ini sangat memprihatinkan. Apalagi kami mencatat ada sekitar 680 penderita yang meninggal dunia," katanya.

Pemakaian jarum suntik yang tidak steril ini dilakukan oleh para pengguna narkoba suntik karena mereka banyak yang menyalahkan pemakaian substitusi narkoba (pengganti narkoba yang dilegalkan pemerintah) yang mestinya dioral atau diminum tetapi disuntukkan. Seperti substitusi subutex, oleh sebagian besar pecandu menyalahgunakannya dengan disuntikkan. "Seharusnya subutex itu diminum bukan disuntik" tegasnya.

Karena seringnya memakai jarum suntik secara bergantian ini kemudian muncul penularan HIV/AIDS dari pecandu yang masih aktif memakai narkoba suntik. Disamping itu para narkoba suntik ini enggan untuk mengakses layanan jarum suntik steril di puskesmas-puskesmas yang memberikan layanan tersebut. Sehingga, kata Otto, alternatif agar mereka tetap memakai narkoba suntik, jarum suntik lama itu dipakai lagi tanpa harus dibersihkan terlebih dahulu.

Ditambahkan Otto, rata-rata ODHA di Jawa Timur ini berusia remaja antara 20 tahun hingga 25 tahun. Penyebarannya didominasi di Surabaya, Malang, Sidoarjo, Kediri dan Madiun. "Dari daerah penyebaran ini paling besar berada di Surabaya. Ini wajar karena surabaya kota metropolitan dan kota terbesar," katanya. wto
Thank you for visited us, Have a question ? Contact on : info@orbit.or.id
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...

0 komentar:

Post a Comment