tag:blogger.com,1999:blog-68615944406050674782024-03-13T13:27:10.418+07:00Our Right To Be IndependentUnknownnoreply@blogger.comBlogger397125tag:blogger.com,1999:blog-6861594440605067478.post-52883025514911519312020-06-03T16:57:00.000+07:002020-06-03T16:57:00.295+07:00PERDANA, SOSIALISASI PEMILU DI REHABILITASI NAPZA RUMAH SEHAT ORBIT SURABAYA<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6c5XkaJuDQz4yWMSeyWf7bhDfju_pYUA86mbNigN4z61dQtsJZTA8UM9ZiJPA5SCbDwAotnPhfvDEoDTNqfc4Ecb1uX-xh0W-J3s9ffq4WHaxkMWE-PJpsBnSewsJT5_9Mo79zJirIIY/s1600/Sosialisasi+pemilu+di+rehabilitasi+narkoba.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="853" data-original-width="1280" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6c5XkaJuDQz4yWMSeyWf7bhDfju_pYUA86mbNigN4z61dQtsJZTA8UM9ZiJPA5SCbDwAotnPhfvDEoDTNqfc4Ecb1uX-xh0W-J3s9ffq4WHaxkMWE-PJpsBnSewsJT5_9Mo79zJirIIY/s320/Sosialisasi+pemilu+di+rehabilitasi+narkoba.jpeg" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
<div style="margin-bottom: 7.5pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Hupmas, SURABAYA – Selasa
(26/02/2019), dengan semangat meningkatkan partisipasi masyarakat (parmas),
Relawan Demokrasi (Relasi) KPU Surabaya dari basis kebutuhan khusus lakukan
kegiatan sosialisasi di Rumah Sehat Orbit Surabaya (SOS), Jl. Margorejo Indah
Utara Wonocolo Surabaya.<o:p></o:p></div>
<br />
<div style="margin: 0cm 0cm 7.5pt; outline: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Rudhy Wedhasmara selaku perwakilan dari Rumah SOS menyampaikan
apresiasinya kepada KPU Surabaya dan Relasi yang telah hadir untuk melakukan
sosialisasi.<o:p></o:p></div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; outline: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
“Dengan diadakan sosialisasi
ini berarti KPU Surabaya masih peduli kepada komunitas yang berada di
rehabilitasi napza (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif) ini,” ujarnya.<o:p></o:p></div>
<div style="margin: 0cm 0cm 7.5pt; outline: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Lebih lanjut Rudhy menyampaikan baru pertama kali ini KPU menggelar
sosialisasi pemilu di Rumah SOS. Selain itu Rudhy juga berharap setelah adanya
sosialisasi ini penghuni Rumah SOS bisa siap menggunakan hak pilihanya.<o:p></o:p></div>
<div style="margin: 0cm 0cm 7.5pt; outline: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Mewakili KPU Surabaya, Endang Sri Arti Rahayu selaku Kasubag Teknis Pemilu
& Hupmas menjadi narasumber.<o:p></o:p></div>
<div style="margin-bottom: 7.5pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
</div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; outline: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Dalam pemaparannya Endang
menyampaikan pentingnya menggunakan hak pilih pada tanggal 17 April 2019,
mekanisme pengurusan surat pindah memilih, dan pengenalan jumlah dan warna
surat suara. Hal tersebut disampaikan agar penghuni rehabilitasi napza di Rumah
SOS tidak melewatkan Pemilu Serentak tahun 2019 <em style="outline: 0px;">(al/esar)</em></div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; outline: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #505050;"><em style="outline: 0px;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;"><br /></span></em></span></div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; outline: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="outline: 0px;"><span style="border: 1pt none windowtext; padding: 0cm;">Sumber:<i style="color: #505050;"> </i></span></span><a href="https://kpu-surabayakota.go.id/perdana-sosialisasi-pemilu-di-rehabilitasi-napza-rumah-sehat-orbit-surabaya/">https://kpu-surabayakota.go.id/perdana-sosialisasi-pemilu-di-rehabilitasi-napza-rumah-sehat-orbit-surabaya/</a></div>
<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<br />EJA Surabayahttp://www.blogger.com/profile/14554026877558086923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6861594440605067478.post-2422714009389892022019-06-30T23:12:00.000+07:002019-06-30T23:12:00.480+07:00Terbukti Hanya Pemakai Narkoba, Agus Divonis 2 Tahun<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivgHOAi7b40KZv4xfq4ZUKJxyopAmaBL_HoG3E37doJbMyOEdP8mL8JgPBtZuyvNAVTm902iAVKbcenk8tuAmakG5Zoe5KopFOZngAzBM5PQo6e_d_BjAzEuFNia_eW6NlOwjRdY2A8-k/s1600/Vonis+Pecandu+Narkotika.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="450" data-original-width="860" height="167" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivgHOAi7b40KZv4xfq4ZUKJxyopAmaBL_HoG3E37doJbMyOEdP8mL8JgPBtZuyvNAVTm902iAVKbcenk8tuAmakG5Zoe5KopFOZngAzBM5PQo6e_d_BjAzEuFNia_eW6NlOwjRdY2A8-k/s320/Vonis+Pecandu+Narkotika.jpeg" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
<strong>SURABAYA (Suarapubliknews) –</strong> Perjuangan Agus
Budianto, pecandu sekaligus terdakwa perkara kepemilikan narkoba jenis
sabu untuk lolos dari hukiman berat akhirnya berbuah hasil.<br />
<br />
Oleh majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Surabaya yang diketuai Dewi
Iswani, kendati dinyatakan bersalah, namun terdakwa hanya dihukum 2
tahun penjara.<br />
<br />
Hal itu terungkap pada lanjutan sidang yang digelar dengan agenda
pembacaan putusan diruang Tirta PN Surabaya, Kamis (25/4/2019).<br />
<br />
“Menyatakan terdakwa terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah
melakukan tindak pidana dan menghukum pidana 2 tahun penjara,” ujar
hakim Dewi membacakan amar putusannya.<br />
<br />
Vonis ini lebih ringan dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Fathol
Rasyid dari Kejari Surabaya. Pada sidang sebelumnya, jaksa menuntut
terdakwa dengan hukuman 3 tahun penjara.<br />
<br />
Ringannya vonis hakim, berkat pembelaan (pledoi) yang diajukan oleh
tim penasehat hukum terdakwa dari Organisasi Bantuan Hukum Orbit.<br />
<br />
Usai sidang, Rudhy Wedhasmara SH, MH, salah satu anggota tim
penasehat hukum terdakwa mengatakan pihaknya masih menyatakan
pikir-pikir atas vonis yang diterima terdakwa.<br />
<br />
“Kita dapat buktikan dalam fakta persidangan, bahwa terdakwa hanyalah
seorang pemakai, bukan pengedar sesuai dakwaan jaksa yaitu pasal 114
ayat (1) UU RI nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika. Awalnya kita
berharap terdakwa dapat dikeluarkan dari Rutan Medaeng dan menjalani
pengobatan media dan rehabilitasi sosial di Yayasan Orbit yang dibawah
Kementrian Sosial,” ujar pengacara muda berbakat tersebut.<br />
<br />
Untuk diketahui, diceritakan dalam dakwaan jaksa, Agus ditangkap
pasca membeli narkoba jenis sabu kepada bandar bernama Maryono di jalan
Rungkut Tengah 3-B Surabaya pada 23 Desember 2018 lalu.<br />
<br />
Sabu dibeli seharga Rp350 ribu. Oleh terdakwa, sabu dikonsumsi
sendiri dirumahnya. Namun aksi terdakwa terendus petugas. Akhirnya
petugas melakukan pengerebekan dirumah terdakwa.<br />
<br />
Dari tangan terdakwa, petugas berhasil mengamankan barang bukti
berupa 1 buah pipet kaca yang masih terdapat sisa sabu-sabu seberat
0,004 gram, seperangkat alat hisap sabu-sabu, 4 plastik sedotan dan 4
korek api.<br />
<br />
Berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik nomor
LAB : 00066/NNF/2019 tanggal 8 Januari 2019Â dengan kesimpulan bahwa
barang bukti adalah benar Kristal Metamfeamina, terdaftar dalam golongan
I nomor urut 61 Lampiran I UU RI nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika.<br />
(q cox)<br />
<br />
Foto: Tampak terdakwa Agus Budianto didampingi tim penasehat hukum
dari Yayasan Orbit saat jalani sidang vonis di PN Surabaya, Kamis
(25/4/2019).<br />
<br />
Sumber: https://suarapubliknews.net/terbukti-hanya-pemakai-narkoba-agus-divonis-2-tahun/ EJA Surabayahttp://www.blogger.com/profile/14554026877558086923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6861594440605067478.post-74161299574747622302019-06-30T23:07:00.001+07:002019-06-30T23:07:59.554+07:00IDENTIFIKASI GEJALA STRES KLIEN DI YAYASAN RUMAH ORBIT SURABAYA SELAMA PROSES REHABILITASI<div class="nova-l-flex__item">
<a href="https://www.researchgate.net/scientific-contributions/2149723640_Nurma_Yulya_Sari"> </a></div>
<div class="nova-v-person-list-item__stack nova-v-person-list-item__stack--gutter-s">
<div class="nova-v-person-list-item__stack-item">
<div class="nova-v-person-list-item__align">
<div class="nova-v-person-list-item__align-content">
<div class="nova-e-text nova-e-text--size-m nova-e-text--family-sans-serif nova-e-text--spacing-none nova-e-text--color-inherit nova-e-text--clamp nova-v-person-list-item__title" itemprop="name">
<a class="nova-e-link nova-e-link--color-inherit nova-e-link--theme-bare" href="https://www.researchgate.net/scientific-contributions/2149723640_Nurma_Yulya_Sari">Nurma Yulya Sari</a></div>
</div>
</div>
</div>
</div>
<br />
<div class="t m0 xb h3 ye ff1 fs1 fc0 sc0 ls3 ws5">
Stres merupakan tanggapan seseorang, baik secara fisik maupun secara psikologis terhadap suatu<span class="_ _1"></span> </div>
<div class="t m0 x4 h3 y18 ff1 fs1 fc0 sc0 ls3 ws5">
perubahan <span class="_ _2"> </span>di <span class="_ _2"> </span>lingkungannya <span class="_ _2"> </span>yang <span class="_ _2"> </span>dirasakan <span class="_ _2"> </span>mengganggu <span class="_ _2"> </span>d<span class="_ _1"></span>an <span class="_ _2"> </span>mengakibatkan <span class="_ _2"> </span>dirinya <span class="_ _2"> </span>terancam.<span class="_ _1"></span> <span class="_ _2"> </span>Untuk mengetaui <span class="_ _1"></span>seseorang <span class="_ _1"></span>mengalami <span class="_ _3"></span>stres <span class="_ _1"></span>perlu <span class="_ _1"></span>mengetah<span class="_ _1"></span>ui <span class="_ _1"></span>gejala <span class="_ _1"></span>stres <span class="_ _1"></span>terlebih <span class="_ _1"></span>d<span class="_ _1"></span>ahulu. <span class="_ _1"></span>Latar <span class="_ _1"></span>belakang <span class="_ _1"></span>penelitian ini dilakukan untuk mengurangi <span class="_ _3"></span>kasus bunuh diri klien mantan <span class="_ _3"></span>pengguna narkoba saat proses rehabilitasi. Sehingga diperlukan untuk <span class="_ _1"></span>mengetahui gejala stres terleb<span class="_ _1"></span>ih dahulu<span class="ls5">. </span>P<span class="_ _1"></span>enelitian ini termasuk j<span class="_ _1"></span>enis penelitian studi literatur dengan mencari referensi teori yang relefan den<span class="_ _1"></span>gan kasus atau permasalahan yang ditemukan. Re<span class="_ _1"></span>ferensi teori <span class="_ _1"></span>yang dip<span class="_ _1"></span>eroleh <span class="_ _1"></span>dengan j<span class="_ _1"></span>alan <span class="_ _1"></span>penelitian <span class="_ _1"></span>studi <span class="_ _1"></span>literatur <span class="_ _1"></span>dijadikan <span class="_ _1"></span>sebagai <span class="_ _1"></span>fondasi <span class="_ _1"></span>dasar <span class="_ _1"></span>dan <span class="_ _1"></span>alat <span class="_ _1"></span>utama <span class="_ _1"></span>bagi praktek <span class="_ _1"></span>penelitia<span class="_ _1"></span>n <span class="_ _1"></span>ditengah lapangan. <span class="_ _1"></span>Penelitian <span class="_ _3"></span>ini <span class="_ _1"></span>d<span class="_ _1"></span>ilakukan <span class="_ _1"></span>di Yayasan <span class="_ _1"></span>Rumah <span class="_ _3"></span>Sehat <span class="_ _3"></span>Orbit. Analisis <span class="_ _1"></span>hasil penelitian dilakukan <span class="_ _1"></span>dengan cara m<span class="_ _0"></span>enganalisis, membandingkan <span class="_ _1"></span>standart tingkat stres <span class="_ _1"></span>dengan gejala <span class="_ _1"></span>gejala yang dialami <span class="_ _3"></span>oleh klien pada <span class="_ _3"></span>saat rehabilitasi. Hasil penelitian <span class="_ _1"></span>me<span class="_ _1"></span>nunjukkan bahwa klie <span class="_ _1"></span>di Yayasan Orbit Surabaya <span class="_ _1"></span>mengalami <span class="_ _1"></span>stress pad<span class="_ _1"></span>a tahap<span class="_ _1"></span> ke <span class="_ _1"></span>III <span class="_ _1"></span>dengan <span class="_ _1"></span>gejala <span class="_ _1"></span>Gangguan <span class="_ _1"></span>lambung <span class="_ _1"></span>semakin <span class="_ _1"></span>terasa <span class="_ _1"></span>nyata <span class="_ _1"></span>misalkan </div>
<div class="t m0 x4 h3 y19 ff1 fs1 fc0 sc0 ls3 ws5">
maag, <span class="_ _2"> </span>kete<span class="_ _1"></span>gangan <span class="_ _4"> </span>otot <span class="_ _4"> </span>semakin <span class="_ _4"> </span>terasa, <span class="_ _4"> </span>perasaan <span class="_ _4"> </span>ketidaktenangan <span class="_ _4"> </span>dan <span class="_ _4"> </span>ketegangan <span class="_ _4"> </span>emosional <span class="_ _4"> </span>semakin<span class="_ _1"></span> </div>
<div class="t m0 x4 h3 y1a ff1 fs1 fc0 sc0 ls3 ws5">
meningkat, gangguan pola tidur, badan terasa lelah, mudah sakit.</div>
<div class="t m0 x4 h3 y1a ff1 fs1 fc0 sc0 ls3 ws5">
</div>
<div class="t m0 x4 h3 y1a ff1 fs1 fc0 sc0 ls3 ws5">
</div>
<div class="t m0 x4 h3 y1a ff1 fs1 fc0 sc0 ls3 ws5">
<span class="_ _1"></span> </div>
Kata kunci<span class="ff1">: Stres, Studi dokumentasi, Rehabilitasi<span class="ls5">. </span></span><br />
<br />
<span class="ff1"><span class="ls5">Sumber: https://www.researchgate.net/publication/329016538_IDENTIFIKASI_GEJALA_STRES_KLIEN_DI_YAYASAN_RUMAH_ORBIT_SURABAYA_SELAMA_PROSES_REHABILITASI </span></span>EJA Surabayahttp://www.blogger.com/profile/14554026877558086923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6861594440605067478.post-73797199922820608292019-06-30T23:00:00.003+07:002019-06-30T23:00:41.171+07:00Usia 15 Tahun Sudah Jadi Pecandu Narkoba<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgq7fLcHF9qiJFUllWH99UiUKgHt3965WpqC51U9-3Xi8EFpOIed4mhP91s1GPYAJXvWeUFRYa2HPVidX2dXSb6Lu_895Xqbfqlyv8MryCBYGzVyNv1Vqgtp_lKfO0A6d-R62kbBPfO4_o/s1600/usia+15+tahun+sudah+jadi+pecandu+narkoba.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="420" data-original-width="640" height="262" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgq7fLcHF9qiJFUllWH99UiUKgHt3965WpqC51U9-3Xi8EFpOIed4mhP91s1GPYAJXvWeUFRYa2HPVidX2dXSb6Lu_895Xqbfqlyv8MryCBYGzVyNv1Vqgtp_lKfO0A6d-R62kbBPfO4_o/s400/usia+15+tahun+sudah+jadi+pecandu+narkoba.jpeg" width="400" /></a></div>
<br />
Usia
pecandu narkoba di Surabaya kini semakin muda. Data Badan Narkotika
Nasional Kota (BNNK) Surabaya menyebutkan, usia pecandu paling muda
adalah 15 tahun. Berarti pecandu tersebut masih duduk di bangku kelas IX
(kelas 3 SMP) atau X (kelas 1 SMA).
<br />
<div class="text-justify" style="clear: both;">
<br />
<em>MOCHAMMAD KAISAR JU-Wartawan Radar Surabaya</em><br />
</div>
<div class="text-justify">
Masih menurut data BNNK Surabaya, mulai Januari hingga
September ini (selama sembilan bulan), tercatat sebanyak 70 pelajar
terlibat dalam pusaran barang haram itu. Tentu saja fakta ini membuat
miris para orang tua. Temuan BNNK Surabaya itu semakin mengindikasikan
bahwa dunia pendidikan, saat ini sangat rawan pada persoalan narkotika.
Dengan fakta seperti ini, perlu adanya pengawasan dari orang tua. Juga
dari lingkungan sekitar dan pihak sekolah.<br />
</div>
<div class="text-justify">
<br />
Kepala
BNNK Surabaya, AKBP Suparti menjelaskan, pelajar yang terjaring
sebanyak 70 orang ini merupakan siswa yang tengah duduk di bangku
Sekolah Menengah Atas (SMA). Jumlah ini yang memang dominan yang
berhasil diperoleh dari BNNK Surabaya. "Mereka kebanyakan mengkonsumsi
pil dobel L, dan sabu-sabu," kata Suparti.<br />
<br />
Diungkapkannya, pelajar yang terlibat
kasus narkotika mempunyai beragam latar belakang. Banyak dari mereka
lari ke dunia narkotika, karena masalah dalam keluarga. Beranggapan
masalah yang menimpanya sangat berat, para pelajar itu nekat masuk ke
lubang kelam dan kecanduan narkotika. “Berasal dari broken home, ada
yang karena percintaan. Khas anak muda modern,” lanjutnya.<br />
<br />
Tak hanya SMA, kata Suparti, bandar
narkotika ini juga mulai menyasar anak SMP. Dimana anak anak SMP ini
kerap ditawari narkotika jenis pil koplo atau dobel L. "Pelajar SMP
sudah dikenalkan oleh bandar ini dengan dobel L yang memang dari harga
dan proses kecanduannya ini sangat tinggi," terang Suparti.<br />
<br />
Suparti mengungkapkan, Bandar tak
hanya menawari pil dibel L atau sabu-sabu. Mereka juga menawari
anak-anak yang duduk di bangku SMP ini dengan ganja. Lanjut hingga
dewasa lalu masuk masa kuliah, dan berkerja, mereka akan terus ditawari
sabu-sabu hingga ekstasi. "Semakin tinggi jenjang usianya dan memiliki
penghasilan sendiri, mereka akan ditawari narkotika yang memang cukup
mahal harganya. Nantinya pengguna ini akan menjadi mesin uang dari
bandar narkotika," jelasnya.<br />
<br />
Suparti mengatakan, pengguna
narkotika ini sebagai mesin uang bagi bandar narkotika jika pengguna ini
mulai ketergantungan. Dari anak-anak yang sudah kecanduan itulah para
pengedar mendapatkan uang. "Dengan ketergantungan ini mereka akan
membeli narkotika berapun harganya. Karena jika tidak membeli, akan
terjadi sakau ini yang dimanfaatkan oleh bandar narkoba," tutur Suparti.<br />
<br />
Bandar narkotika, lanjut Suparti,
kerap menyasar anak-anak untuk menjadi budak narkotika. Karena dengan
menyasar anak-anak ini, membuat pangsa pasar mereka akan semakin
panjang. "Awalnya mereka akan menawarkan secara gratis. Lalu, dibuat
ketergantungan. Jika sudah ketergantungan maka mereka akan disuruh
untuk membeli sabu-sabu tersebut," urainya.<br />
<br />
Tak hanya sebagai pengguna, tak
jarang anak-anak ini dimanfaatkan oleh bandar narkotika sebagai kurir
sabu-sabu. "Kebanyakan mereka yang menjadi kurir ini, karena memang
sudah ketergantungan dengan narkotika," terang Suparti.<br />
<br />
Ia mengatakan, jasa menjadikan
anak-anak sebagai kurir ini memang kerap digunakan bandar narkoba.
Seperti kurir narkotika wanita, anak-anak ini juga jarang dicurigai oleh
petugas kepolisian. "Mereka memang memanfaatkan anak- anak ini karena
akan dengan mudah mengirimkan sabu sabu, narkotika, atau barang haram
lainnya ke target yang diinginkan,” ucap Suparti.<br />
<br />
Ia mengatakan, tak jarang kurir
narkoba anak-anak ini hanya dapat imbalan yang kecil dai si bandar.
"Mereka mendapatkan sekitar Rp 25 ribu hingga Rp 50 ribu setiap kali
disuruh. Itu kan sangat memalukan," tukasnya.<br />
<br />
Mantan Kasubag Humas Polrestabes
Surabaya ini menjelaskan, faktor lingkungan menjadi salah satu penyebab
anak-anak atau pelajar terlibat dalam kasus narkotika. "Kebanyakan
mereka kurang perhatian, dan kasih sayang keluarganya. Akhirnya
lingkungan yang buruk ini membuat mereka melampiaskannya ke narkotika,"
sambungnya.<br />
<br />
Dengan banyaknya anak-anak ini yang
terlibat kasus narkoba ini, maka tak jarang BNNK Surabaya langsung
mendatangi keluarganya. "Kami tak segan untuk memberitahu keluarganya,
agar mereka ini dapat perhatian lebih dari orang tuanya. Orang tua harus
bisa mengatasi agar anak-anak tidak kembali masuk dan kembali
mengkonsumsi narkoba," tegas Suparti.<br />
<br />
Dengan cara ini, Suparti yakin jika
dengan pendekatan orang tua kepada anak, mereka tidak akan kembali lagi
ke narkoba. "Sudah banyak yang sukses. Setelah kami rehabilitasi, mereka
sudah tidak mau lagi mengkonsumsi narkoba," katanya.<br />
<br />
Suparti mengatakan pengguna pertama
kali dimulai dari usai di bawah 15 tahun. Mereka sudah mencoba-coba
minum pil koplo yang memang harga per butirnya hanya Rp 1.000. “Anak
laki-laki mendominasi (pengguna narkoba, Red) sebanyak 37 orang,
sedangkan sisanya wanita," terangnya.<br />
Semua pelajar yang berhasil ditangkap
ini tak semesrta merta masuk ke ranah hukum. Kalau ada assessment dari
BNNK Surabaya yang dapat menunjukkan jika pengguna ini memiliki tingkat
kecanduan, maka akan direhabilitasi. "Kebanyakan kami lakukan
rehabilitasi. Bagaimana pun mereka ini hanya menjadi korban bandar
narkoba," kata Suparti.<br />
<br />
Namun, BNNK Surabaya tidak akan
tinggal diam jika anak-anak yang sudah beberapa kali masuk menjadi
pengguna atau kurir sabu sabu. "Kami harus ambil langkah tegas dan
masukkan ke ranah hukum itu jika anak-anak ini sudah beberapa kali
terlibat kasus narkoba," katanya.<br />
<br />
Suparti mengatakan, jumlah 70 orang
pelajar ini memang cukup tinggi. Meskipun angka ini ia yakini menurun
jika dibandingkan tahun lalu. "Penurunannya memang tidak terlalu cukup
tinggi. Hanya lima persen. Namun, ini sudah cukup bagus," katanya.<br />
<br />
Menurunnya jumlah ini, dimana BNNK
Surabaya terus melakukan sosialisasi di beberapa tempat. Termasuk
sekolah-sekolah yang ada di Surabaya. "Ini untuk mencegah terjadinya
pelajar mengkonsumsi narkotika, dan langkah pencegahan awal," kata
Suparti.<br />
<br />
Upaya BNNK Surabaya yang melakukan
sosialisiasi ini berdampak pada pola pikir pelajar, atau anak anak.
Sebelum dilakukan sosialisasi ini tak jarang mereka menganggap remeh
dampak dari narkoba. "Mereka tak jarang menganggap enteng masalah ini.
Namun, setelah kami kasih tahu dampak sebenarnya, mereka baru sadar jika
nyawa mereka terancam jika mengkonsumsi narkoba," kata Suparti.<br />
<br />
Ia mengingatkan masyarakat ini agar
lebih memperhatikan lingkungan mereka. "Kita tak segan untuk
mengingatkan peran keluarga sangat penting. Bagaimana pun anak-anak ini
memang butuh perhatian, dan kasih sayang penuh dari keluarga agar tidak
terjerumus dalam narkotika," terangnya.<br />
<br />
Dengan adanya perhatian yang penuh
dari keluarga ini, membuat anak-anak bisa terhindar dari narkotika.
"Bagaimana pun juga anak-anak ini aset bangsa. Kami berharap anak- anak
dan bangsa ini terbebas dari narkotika," imbuh Suparti.<br />
<br />
Sementara itu, data BNNK Surabaya
juga menunjukkan tahun lalu sepanjang Januari hingga Nopember 2016,
sebanyak 200 pelajar juga kepadatan sebagai pengguna narkoba. Tak heran
jika sejak awal tahun BNNK Surabaya rajin menggelar tes urine di
sekolah-sekolah, baik SMP maupun SMA.<br />
<br />
Yang juga tak kalah mengejutkan
adalah data yang dikeluarkan Yayasan Orbit Surabaya. Disebutkan jika
pecandu narkoba di Surabaya adalah usia produktif antara 14 hingga 20
tahun. "Rata -rata para pecandu itu dari beberapa kasus yang kami
tangani memang usianya masih produktif," kata Koordinator Rehabilitasi
Yayasan Orbit Surabaya, Munif Mujianto, beberapa waktu lalu.<br />
<br />
Ia mengatakan, tahun 2016 Yayasan
Orbit Surabaya menangani sekitar 500 pasien pecandu narkoba yang
direhabilitasi. Sementara hingga Juli 2017 Yayasan Orbit telah menerima
sebanyak 316 pasien yang direhab. Mereka ada yang rawat inap, ada pula
yang rawat jalan. "Mereka para pecandu narkotika, psikotropika dan zat
adiktif (Napza). 80 persen pecandu menggunakan sabu-sabu," ujar Munif.<br />
<br />
<strong>(sb/sar/jek/JPR)</strong><br />
<br />
<strong>Sumber: https://radarsurabaya.jawapos.com/read/2017/10/01/16648/usia-15-tahun-sudah-jadi-pecandu-narkoba </strong><br />
</div>
EJA Surabayahttp://www.blogger.com/profile/14554026877558086923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6861594440605067478.post-41637057104537223552019-06-30T22:52:00.001+07:002019-06-30T22:52:28.787+07:00Peringati HUT RI, Pasien Rehab Pecandu Narkoba Gelar Upacara<div class="paragraph text">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmSeTLbfyy0YZ_Wa1A0yJQzyr-rn0_dO_HF0UoJyTt8wkM9uD1hJHFVVYbdZsW4AV1RD9iFzbA5I8wYGI3E-0qCu_mui4I8Af-KabmqjeaiFPuOxQU9Nw53GV5FA6s-k68EgJVF5TiiaI/s1600/Upacara+Bendera+Pecandu+Narkotika.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="450" data-original-width="800" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmSeTLbfyy0YZ_Wa1A0yJQzyr-rn0_dO_HF0UoJyTt8wkM9uD1hJHFVVYbdZsW4AV1RD9iFzbA5I8wYGI3E-0qCu_mui4I8Af-KabmqjeaiFPuOxQU9Nw53GV5FA6s-k68EgJVF5TiiaI/s320/Upacara+Bendera+Pecandu+Narkotika.jpeg" width="320" /></a></div>
<br />
Dalam memperingati HUT RI ke-73, Rumah
Sehat Orbit Surabaya (RSOS) yang merupakan tempat rehabilitasi pecandu
napza milik Yayasan Orbit melaksanakan upacara bendera.<br />
<br />
Upacara dilaksanakan di halaman RSOS Perum Margorejo Indah Blok B
Nomor 922 Surabaya. Yang menjadi pemimpin upacara adalah DCH, salah satu
klien rehab. Sementara yang menjadi inspektur upacara Direktur RSOS,
Rudy Wedhasmara.<br />
<br />
Upacara yang berlangsung sekitar 2 jam setengah ini diikuti seluruh
klien RSOS yang rawat inap berjumlah 16 orang dan 9 staf RSOS. Mereka
mengenakan seragam khusus yakni kaos merah hati bertuliskan RSOS.<br />
<br />
Direktur RSOS, Rudy Wedhasmara, mengatakan bahwa kegiatan upacara ini
bentuk penghormatan kepada para pahlawan dalam merebut kemerdekaan dari
tangan penjajah. "Kami para pecandu yang ingin pulih mengucap syukur
atas jasa para pahlawan, sehingga Indonesia bisa menjadi maju seperti
saat ini," katanya.<br />
<br />
Kata Sinyo, panggilan akrab Rudi Wedhasmara, Indonesia memang sudah
merdeka, namun penanganan terhadap pecandu narkoba masih belum merdeka.
Upaya penanganan terhadap para korban penyalahguna narkoba menjadi
polemik di aparat penegak hukum.<br />
<br />
"Masih banyak kepentingan dalam upaya penanganan para korban
peredaran gelap narkoba yang rata-rata anak usia produktif. Penegak
hukum lebih banyak memberikan hukuman pidana ketimbang rehabilitasi,"
katanya.<br />
<br />
Diungkapkan Sinyo, saat ini putusan rehabilitas terhadap penyalahguna
Napza masih sangat sedikit apabila dibanding putusan pidana penjara.<br />
<br />
"Dari hasil survey yang pernah kita lakukan 80 persen lebih kasus
narkoba terutama dengan tersangka para pecandu vonisnya pidana kurungan
atau penjara. Padahal putusan memenjarakan pecandu tidak akan
menyelesaikan masalah," katanya.<br />
<br />
Kata Sinyo, pecandu harusnya direhabilitasi. Karena para pecandu ini seorang yang mengalami sakit kecanduan.<br />
<br />
"Obatnya bukan penjara tapi direhab. Kalau dipenjara
tingkat kecanduannya bukan malah sembuh melainkan malah menjadi-jadi.
Bahkan bisa jadi penggunaan narkobanya akan malah bertambah dan
bermacam-macam jenisnya," katanya.<br />
<br />
Sementara itu, upacara ini juga bukti bahwa pecandu narkoba juga
sangat cinta terhadap bangsa ini. "Kami juga manusia. Kami ingin pulih.
Karenanya jangan pandang sebelah mata terhadapa upaya kami yang ingin
pulih dari ketergantungan Napza," ujar DCH. (wit)<br />
<br />
Sumber: https://www.ngopibareng.id/timeline/peringati-hut-ri-pasien-rehab-pecandu-narkoba-gelar-upacara-2972314 <br />
</div>
EJA Surabayahttp://www.blogger.com/profile/14554026877558086923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6861594440605067478.post-33692704132471684452018-08-09T22:53:00.000+07:002018-08-09T23:41:11.792+07:00Lembar Konfirmasi Tim Peserta Futsal pada Turnamen League of Freedom<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-MLjHc8tZY1sCCzgXwOaKQNOQ51U8lusQWK7IGRgPFBs0TDVginLesVVKepvQjtypJLdaW7GWHLl0feJGP_yFYjOWz75dqDejQ_kMSnD4r8IN93YjCzj-CREaNbiLeaIrdKgDhn6GMIo/s1600/Turnamen+Sepakbola+Futsal+League+of+Freedom.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1564" data-original-width="1431" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-MLjHc8tZY1sCCzgXwOaKQNOQ51U8lusQWK7IGRgPFBs0TDVginLesVVKepvQjtypJLdaW7GWHLl0feJGP_yFYjOWz75dqDejQ_kMSnD4r8IN93YjCzj-CREaNbiLeaIrdKgDhn6GMIo/s320/Turnamen+Sepakbola+Futsal+League+of+Freedom.jpg" width="292" /></a></div>
<br />
Lembar konfirmasi keikutsertaan tim peserta paling lambat dikirimkan ke alamat email <a href="mailto:orbit.foundation@yahoo.com">orbit.foundation@yahoo.com</a> atau mengirim ke alamat Bratang Binangun 5C No 19 Surabaya pada jam kerja di hari Rabu, 15 Agustus 2018 dengan mengunduh di link berikut ini: <a href="https://app.box.com/s/6ttlm1fi11zwh7vt4zidc3d963pqkuw7">https://app.box.com/s/6ttlm1fi11zwh7vt4zidc3d963pqkuw7</a>EJA Surabayahttp://www.blogger.com/profile/14554026877558086923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6861594440605067478.post-1440490894550990692018-08-05T00:15:00.000+07:002018-08-05T00:15:02.007+07:00Tim Pemburu Perempuan Malam Yayasan Orbit Rutin Blusukan ke Tempat Dugem<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIBoq_Z6heiCuH6NVXx8nxPqvoijSxZ_4uAh6WBmLDvWgNaP-E-98gBTYhF5ZSfyRsZ-QpKgZ7T72RKODHzS6wQDcujxoW8rvqr3nZbxSII9MSSgqO2UxjA5-Tq7WgIwhKZNU-j_jGth4/s1600/Purel+Karaoke+Surabaya.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="447" data-original-width="670" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIBoq_Z6heiCuH6NVXx8nxPqvoijSxZ_4uAh6WBmLDvWgNaP-E-98gBTYhF5ZSfyRsZ-QpKgZ7T72RKODHzS6wQDcujxoW8rvqr3nZbxSII9MSSgqO2UxjA5-Tq7WgIwhKZNU-j_jGth4/s400/Purel+Karaoke+Surabaya.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">KUNJUNGAN: Anggota tim pemburu perempuan malam sedang memeriksa para purel. (Eko Priyono/Jawa Pos/JawaPos.com)
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Yayasan Orbit Surabaya memiliki tim yang khusus memburu perempuan
malam. Mereka keluar masuk ke tempat hiburan malam dengan gencar
menyosialisasikan bahaya HIV dan penyakit menular seksual. Tangani
ribuan orang. Banyak godaan dihadapi.
<br />
<br />
<br />
<strong>Oleh: EKO PRIYONO</strong>
<br />
<br />
<strong>HALAMAN</strong> parkir sebuah pub dan
tempat karaoke di kawasan Surabaya Utara masih tampak lengang saat jarum
jam menunjuk pukul 18.00. Seorang penjaga berpakaian safari berjaga di
pintu paling depan.<br />
<br />
Dia terlihat ramah dan langsung mempersilakan masuk saat empat orang yang membawa tas jinjing mendekati pintu pub tersebut.
<br />
<br />
Malam itu dentuman <em>house music</em> belum begitu terdengar. Hanya suara instrumen dengan volume lirih menemani karyawan yang sibuk menata dan membersihkan ruangan.
<br />
<br />
Tamu penikmat hiburan belum ada yang datang. ’’<em>Monggo </em>Mas
Faisol. Anak-anak sudah siap di sana,’’ ucap seorang perempuan berambut
lurus sambil menunjuk ke arah salah satu ruang karaoke.
<br />
Sebelas perempuan berpakaian seksi duduk santai
sambil bercengkerama. Mereka menyambut ramah ketika empat orang dari
Yayasan Orbit Surabaya mendekati dan menyapanya.
<br />
<br />
Para purel<em> </em>tersebut sudah paham bahwa
hari itu mereka kedatangan tamu untuk mendengarkan penjelasan terkait
penyakit infeksi menular seksual (IMS).
<br />
<br />
M. Faisol, koordinator program pendampingan dan
penjangkauan wanita pekerja malam Yayasan Orbit Surabaya, membuka
pertemuan itu dengan sapaan hangat.
<br />
<br />
Pertemuan tersebut merupakan kali kesekian. Tim pemburu <em>ladys club –</em>sebutan lain tim tersebut– sudah bekerja sama dengan tempat hiburan dewasa itu sejak awal tahun ini.
<br />
<br />
Secara rutin mereka <em>nyambangi</em> pekerja
perempuan di sana untuk menyosialisasikan penyakit HIV dan IMS. Dalam
pertemuan tersebut, Faisol sedikit mengulangi beberapa materi yang
disampaikan sebelumnya.
<br />
<br />
Dari pengertian penyakit infeksi seksual,
jenisnya, sampai cara penularannya. Dia juga membeberkan cara mendeteksi
dan mencegahnya.
<br />
<br />
Pada momen tersebut, tim pemburu datang bersama
petugas puskesmas setempat. Dia menawarkan tes HIV secara gratis.
Mendengar tawaran itu, para purel sempat tercengang.
<br />
<br />
Buru-buru, Faisol menjelaskan bahwa tes tersebut
hanya bersifat tawaran tanpa paksaan. ’’Tes ini sukarela. Kalau mau
silakan, tidak mau tidak apa-apa. Gratis,’’ jelasnya.
<br />
<br />
Kepada mereka, dia menjelaskan bahwa tes tersebut
bertujuan untuk memastikan apakah seseorang terjangkit penyakit infeksi
seksual menular atau tidak.
<br />
<br />
Hasil tes itu menjadi rahasia antara petugas yang
melakukan tes dan perempuan yang dites. Hanya segelintir perempuan yang
bersedia. Meski begitu, mereka tidak langsung dites menggunakan alat
yang dibawa.
<br />
<br />
Tim melakukan konseling prates. ’’Hanya ingin
memastikan bahwa mereka memang siap menjalani tes dan siap mengetahui
apa pun hasilnya,’’ ucap pria kelahiran Mojokerto itu.
<br />
<br />
Ketika beberapa petugas memberikan konseling
kepada peserta tes, petugas lainnya menjelaskan seputar penyakit infeksi
menular seksual.
<br />
<br />
Sesekali ada celetukan dari para perempuan itu
yang mengundang gelak tawa ketika penjelasan menyangkut materi tentang
organ intim dan hal-hal berbau seks.
<br />
<br />
Kegiatan itu berakhir ketika jarum jam menunjuk
pukul 20.00. Tim pemburu berpamitan dengan menyalami satu per satu purel
yang masih terlihat antusias. Mereka berjanji berkunjung lagi di lain
hari.
<br />
<br />
’’Jam 21.00 tamu <em>kan </em>mulai datang. Kami
diberi kesempatan sampai jam 21.00,’’ jelasnya. Pub tersebut merupakan
salah satu di antara 30 tempat dugem di Surabaya yang disambangi tim itu
secara berkala.
<br />
<br />
Terkadang seminggu, kadang sebulan, kadang lebih.
Sebab, tempat yang dijangkau terbilang cukup banyak. Bukan hanya tempat
dugem, sejumlah lokasi yang dianggap rawan menjadi penularan HIV dan
IMS juga disambangi.
<br />
<br />
Misalnya, panti pijat, salon, wanita malam yang berkeliaran di jalanan, sampai <em>sales promotion girl</em> pun tidak luput jadi sasaran. Yayasan Orbit Sendiri mencatat ada 170 tempat rawan HIV di Surabaya.
<br />
’’Kami baru bisa menjangkau sekitar 80 persen,’’
jelasnya. Faisol bersama timnya yang terdiri atas Reno Saputra, Suparno,
Budi Mulyono, dan Suranti menghadapi jalan terjal ketika memulai
aktivitas itu pada 2011.
<br />
<br />
Tidak sedikit lokasi yang menjadi target menolak
kehadiran mereka. Alasannya macam-macam. Terutama tempat dugem skala
besar. Baru bertemu petugas satpam di depan, mereka sudah diusir.
<br />
Dengan telaten menjelaskan tujuan kedatangannya, sebagian besar petugas tempat hiburan itu akhirnya mau menerima mereka.
<br />
<br />
Agar tidak mengganggu jam pekerjaan, manajemen
memberikan kesempatan kepada tim tersebut sebelum tempat dugem itu
beroperasi. Biasanya beberapa jam sebelum para perempuan malam tersebut
bekerja.
<br />
<br />
Namun, ada juga yang memberikan waktu ketika jam
bekerja. Tim pemburu itu memberikan sosialisasi kepada para perempuan
yang sedang menunggu tamu.
<br />
<br />
Mereka disediakan ruangan khusus untuk melakukan
sosialisasi. Terkadang, perempuan yang tengah mengikuti pemaparan
mendadak dipanggil karena ada tamu yang datang.
<br />
<br />
Tim tersebut juga berusaha memberikan sosialisasi
kepada tamu yang datang. Ada beberapa yang mau, tetapi dengan waktu
yang sangat terbatas. Namun, kebanyakan menolak.
<br />
<br />
’’Kami bisa memahami itu. Tidak masalah,’’ ujar bapak empat anak tersebut.
<br />
<br />
Berdasar pengalaman selama ini, mereka
menyimpulkan bahwa sebenarnya pekerja malam banyak yang tertarik dengan
informasi seputar HIV dan penyakit infeksi seksual.
<br />
<br />
Hanya, mereka malu dan tidak tahu harus bertanya
ke mana. Terbukti, tidak sedikit di antara mereka yang meminta tim
tersebut agar mendatangi rumah kosnya supaya lebih bebas bertanya.
<br />
<br />
Dalam memburu pekerja malam, petugas membawa alat
kelengkapan pencegahan. Dari buku kecil yang berisi informasi seputar
HIV dan penyakit infeksi seksual, kondom, sampai gel pelicin.
<br />
Seluruh peserta mendapat fasilitas tersebut
secara gratis. Tidak jarang, jika stok kondom habis, mereka menelepon
dan minta diantar.
<br />
<br />
Sebagian besar pekerja malam juga minim informasi
seputar HIV. Ada yang menganggap bahwa virus tersebut bisa menular
karena bersenggolan dan berciuman.
<br />
<br />
Namun, mereka sendiri kadang rela berhubungan badan tanpa alat pengaman dengan alasan memberikan kenyamanan kepada tamu.
<br />
<br />
Faisol menegaskan, pemberian kondom gratis itu
tidak berarti mendukung seks bebas. Namun, mereka ingin ada perubahan
perilaku seks sehingga bisa menurunkan angka penularan HIV.
<br />
<br />
Sebab, kini mereka merasa tidak ada dampak apa
pun dengan perilaku seks bebas. Padahal, HIV baru teridentifikasi
beberapa tahun kemudian.
<br />
<br />
Sejak 2011 sampai 2016 terdapat 1.341 perempuan
yang menjadi klien mereka. Angka itu tercatat karena mereka selalu
mendata seluruh perempuan malam yang pernah mengikuti sosialisasi.
<br />
Berada di lingkungan seks bebas menjadi tantangan
tersendiri bagi mereka. Karena sudah saling kenal dan akrab, ada juga
yang menggoda anggota tim pemburu.
<br />
<br />
’’Kami berusaha menolak dengan halus biar tidak
menyinggung mereka,’’ ungkapnya. Bukan itu saja. Memiliki kenalan banyak
perempuan kadang menjadi masalah yang berakhir runyam.
<br />
<br />
Misalnya, ketika sedang ke mal bersama keluarga,
tidak jarang bertemu klien yang pernah didampingi. Mereka mengenakan
pakaian ketat dan bersikap manja ketika bertemu.
<br />
<br />
Tentu, hal itu membuat sang istri curiga tingkat tinggi. Biasanya, setelah itu ujung-ujungnya bertengkar hebat. ’’Wajar curiga. <em>Lha </em>perempuannya cantik dan seksi,’’ ucap Faisol, lantas tertawa.
<br />
<br />
Tim pemburu punya jurus tersendiri agar tidak
selalu dicurigai. Dalam beberapa kegiatan, pasangan mereka diajak untuk
melihat langsung apa yang dikerjakan selama ini.
<br />
<br />
Setelah itu, istri mereka baru paham bahwa tidak ada yang spesial antara tim pemburu dan perempuan seksi itu. <strong>(*/c15/git/sep/JPG)</strong><br />
<br />
<strong>Sumber: http://www.jawapos.com/features/15/08/2016/tim-pemburu-perempuan-malam-yayasan-orbit-rutin-blusukan-ke-tempat-dugem </strong>EJA Surabayahttp://www.blogger.com/profile/14554026877558086923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6861594440605067478.post-28185761428713397882018-08-05T00:07:00.001+07:002018-08-05T00:07:41.605+07:00Seruan Anti Narkoba Makin Menggelora<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieV-7dG51kvffgMgGIi87jbFcgG8jZBUVM0R94zyByTnk8QmI6kP0zdJ_5Qaw-UJuspsNE33efQWe55Hu2wiDZH_w99KhyphenhyphenF-pksl3caFnO5bd85LKn36A1UZ648M5oru9hg0ru1kZyhlk/s1600/Seminar+Anti+Narkoba.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="810" data-original-width="696" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieV-7dG51kvffgMgGIi87jbFcgG8jZBUVM0R94zyByTnk8QmI6kP0zdJ_5Qaw-UJuspsNE33efQWe55Hu2wiDZH_w99KhyphenhyphenF-pksl3caFnO5bd85LKn36A1UZ648M5oru9hg0ru1kZyhlk/s320/Seminar+Anti+Narkoba.jpeg" width="274" /></a></div>
<br />
<strong>SURABAYA | duta.co –</strong> Berdasarkan data Badan
Narkotika Nasional (BNN) yang dirilis akhir tahun lalu, ada sekitar
27,32 persen pengguna narkoba di Indonesia berasal dari kalangan pelajar
dan mahasiswa. Angka tersebut kemungkinan meningkat kembali karena
beredarnya sejumlah narkotika jenis baru.<br />
<br />
Teror narkoba makin meresahkan. Belum lagi Februari 2018 lalu, aparat
gabungan berhasil mengagalkan penyelundupan seberat 1,037 ton sabu yang
dilakukan oleh jaringan Taiwan dengan cara menggunakan kapal ikan yang
diketahui bernama SHUN DE MAN 66 yang masuk ke Indonesia melalui
perairan laut bagian Barat Indonesia (samudera Hindia).<br />
<br />
Artinya, gempuran teror narkoba untuk merusak generasi bangsa terus
dilakukan oleh elit jaringan internasional. Entah tujuannnya hanya
sekedar bisnis terlarang atau terorisme, namun yang pasti pengaruh
narkoba mengancam kelangsungan generasi bangsa.<br />
<br />
Ironisnya, pada tahap distribusi, upaya jaringan internasional itu
didukung oleh pemain dari negara kita sendiri. Peredaran narkoba tak
pilih usia, Pelajar dan mahasiswa pun dengan mudah dapat mendapatkannya.<br />
<div class="crp_related ">
<br /></div>
Prihatin dengan kondisi tersebut, Ikatan Alumni Annuqayah bersama
Forum Masyarakat Cinta Damai (Formacida) Wilayah Jawa Timur dan Yayasan
Orbit Surabaya bakal menggelar seminar sosialisasi anti narkoba, Selasa
(27/2/2018) mendatang.<br />
<br />
Seminar yang digelar di Aula Wisma Bahagia (sebelah timur gedung SC
UINSA) jalan Ahmad Yani 117 Surabaya ini diberi tema ‘Penegakan Hukum
dalam Rangkah Melindungi Pengaruh Narkoba Terhadap Generasi Muda’.<br />
<br />
Tampak hadir sumber yang kompeten dibidangnya sebagai pembicara dalam
seminar ini. Antara lain, Advokat spesialis perkara narkoba Fariji,
Dosen Fakultas Hukum Universitas Untag Surabaya Adianto Mardijono dan
Aktifis Hanif Kurniawati dari yayasan Orbit Surabaya.<br />
<br />
Sedangkan,Yayasan Orbit adalah Organisasi Non Pemerintah yang berdiri
pada Juli tahun 2005. Pembentukan organisasi berdasar atas kepedulian
dan keprihatinan terhadap permasalahan sosial yang terjadi pada
masyarakat Indonesia.<br />
<br />
Yayasan Orbit digawangi oleh para aktivis NAPZA dan HIV/AIDS yang
berasal dari komunitas Korban Napza di Surabaya, Jawa timur dengan
orientasi pada program pemberdayaan masyarakat.<br />
“Teror narkoba tidak hanya pemasalahan negara namun sudah menjadi
permasalahan global. Kita harus siap berdiri digarda depan guna
memerangi serbuan terornya. Mari kita berdayakan diri untuk terus
mensuarakan gerakan anti narkoba, seminimnya dimulai dari diri sendiri.
Seminar sosisalisasi yang digelar generasi muda ini bagus untuk terus
dilaksanakan. Dari generasi muda untuk bangsa,” ujar Fariji, Minggu
(25/2/2018). <strong>eno</strong><br />
<br />
<strong>Sumber: https://duta.co/seruan-anti-narkoba-makin-menggelora/ </strong>EJA Surabayahttp://www.blogger.com/profile/14554026877558086923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6861594440605067478.post-78007540035134263202018-08-05T00:01:00.000+07:002018-08-05T00:01:57.817+07:00Orbit: Larangan Minuman Keras Justru Tingkatkan Oplosan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhg8iVBC4vAfLVr3pcv75Fg6KIE7gugbSZDFcd9ZdyoVi0sjcwqVOvnUpe7vKdPVWJ4WgBzgMwydv2glxYad8RZgjJ2AhLyf09Q7gcIHHlXqPGNjnIUTjfohfSbew6tWP-SvkE5OYY5wDo/s1600/Yayasan+Orbit+Surabaya.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="488" data-original-width="730" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhg8iVBC4vAfLVr3pcv75Fg6KIE7gugbSZDFcd9ZdyoVi0sjcwqVOvnUpe7vKdPVWJ4WgBzgMwydv2glxYad8RZgjJ2AhLyf09Q7gcIHHlXqPGNjnIUTjfohfSbew6tWP-SvkE5OYY5wDo/s320/Yayasan+Orbit+Surabaya.jpg" width="320" /></a></div>
Surabaya (Antara Jatim) - Yayasan "Our Right to be Independent" (Orbit)
--LSM yang menangani mantan pecandu narkoba dan korban HIV/AIDS--
menilai larangan minuman keras dan beralkohol melalui RUU, Perpres, dan
147 peraturan daerah se-Indonesia justru meningkatkan pengguna minuman
oplosan.<br /> <br />"Kami sudah meneliti bahwa korban oplosan sejak
tahun 2013 meningkat dari tahun ke tahun, karena larangan minuman keras
itu mendorong harga minuman beralkohol naik dan akhirnya orang lari ke
oplosan hingga banyak korban," kata Ketua 'Orbit' Surabaya, Rudhy
Wedhasmara, di Surabaya, Selasa.<br /> <br />Di sela dialog bertajuk
"Support Don't Punish" bersama wartawan dan sejumlah aktivis "Orbit"
serta "EJA" (Empowerment and Justice Action) Surabaya, ia menjelaskan
hal itu berarti pelarangan minuman keras dan beralkohol itu bukan
solusi, karena korban tetap berjatuhan, bahkan bisa mati, karena memakai
oplosan.<br /> <br />"Saya kira, solusi yang tepat adalah edukasi
masyarakat tentang alkohol, karena minuman beralkohol itu ada dua macam
yakni ethanol dan methanol. Kalau ethanol itu berasal dari buah, seperti
anggur, nira, tape, dan semacamnya, sedangkan metahol dari pengasapan
kayu," katanya.<br /> <br />Selain itu, minuman beralkohol itu juga
tidak perlu dilarang, melainkan diatur melalui pengawasan dan dinas
kesehatan atau BPOM, sehingga orang tidak "lari" ke oplosan yang justru
lebih berbahaya. "Kalau perlu BNN tidak hanya melayani korban narkotika,
tapi juga korban alkohol," katanya.<br /> <br />Sementara itu, mantan
pecandu narkoba yang kini menjadi aktivis "EJA" Surabaya, Wisnu Dwinata
Putra, menjelaskan rehabilitasi untuk korban ketergantungan narkotika
itu merupakan solusi yang tepat, karena penjara tidak akan menyembuhkan,
bahkan ketika keluar penjara akan lebih "pintar" lagi.<br /> <br />"Tapi,
rehabilitasi sebagai solusi yang baik itu sekarang belum serius, karena
penetapan rehabilitasi justru dipermainkan aparat penegak hukum dengan
'menjual' rehabilitasi, apakah pemakai narkotika mau dihukum empat tahun
atau direhabilitasi, kalau mau rehabilitasi harus bayar biaya sekian..
sekian," katanya.<br /> <br />Selain itu, katanya, panti rehabilitasi
yang ada sekarang juga masih bersifat pemaksaan. "Padahal, korban
narkotika itu macam-macam, ada yang bisa direhabilitasi dengan pemaksaan
seperti rehabilitasi yang ditangani BNN, tapi ada juga yang bersifat
lembut, karena itu panti rehabilitasi itu harus macam-macam," katanya.<br /> <br />Menurut
dia, rehabilitasi yang ideal itu ada proses penyembuhan melalu
detoksifikasi, proses pemulihan psikis, proses pembelajaran seperti
kebugaran dan aspek kesehatan, dan akhirnya "aftercare" yang melibatkan
keluarga untuk membiasakan penolakan narkoba.<br /> <br />"Karena itu,
Orbit juga mendirikan panti rehabilitasi yang lengkap dengan melibatkan
psikologi, dokter, dan konselor dari para mantan pecandu, baik narkoba
maupun alkohol," kata mantan pecandu narkoba yang kini menjadi konselor
EJA itu.<br /> <br />Ia menambahkan rehabilitasi itu muncul menjadi
kesadaran masyarakat dan pemerintah setelah perang terhadap narkoba
justru gagal karena korban narkotika meningkat, seperti halnya
pelarangan terhadap alkohol yang justru mendongkrak korban oplosan.<br /> <br />"Untuk
itulah, kami dari EJA dan ORBIT mengampanyekan 'Support Don't Punish'
(Dukung dan Jangan Menghukum). Kampanye sudah kami lakukan dengan
roadshow audiensi kepada Kejari Surabaya, Kejari Perak, BNN Kota
Surabaya, BNN Provinsi Jatim, DPRD Jatim, dan sebagainya, termasuk
dengan pers," katanya. (*)<br />
<br />
Sumber: https://jatim.antaranews.com/berita/159941/orbit-larangan-minuman-keras-justru-tingkatkan-oplosan EJA Surabayahttp://www.blogger.com/profile/14554026877558086923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6861594440605067478.post-41699366716409525002017-10-20T07:23:00.000+07:002017-11-23T07:42:55.380+07:00Dua Pengedar Ganja Lapas Tanjung Gusta Medan Dituntut 15 Tahun<table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 740px;"><tbody>
<tr><td class="biru12" valign="top"><span style="font-size: x-small;"><b> Kamis, 19-10-2017 | 17.04 ~ </b>Oleh : Ayul Anhdim</span></td><td class="biru12" valign="top"><br /></td><td class="biru12" valign="top"><br /></td><td class="biru12" valign="top"><br /></td><td class="biru12" valign="top"><br /></td><td class="biru12" valign="top"><br /></td><td class="biru12" valign="top"><br /></td><td class="biru12" valign="top"><br /></td><td class="biru12" valign="top"><br /></td><td class="biru12" valign="top"><br /></td><td class="biru12" valign="top"><br /></td></tr>
<tr><td height="10"></td></tr>
<tr><td class="hitam12" valign="top"></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHMki11UO6noxKF6nPaHjCSXDKxYCBmA_BwqWooNwdb9CWf7GCzhX-VomJqgnpPQBXtiX7JPTeaah6pK_cHmUn9K9mKJYB-LvbbIEztkDWUQavMoGPN-g2aRouAKJgWsQoKlO5st3jzPU/s1600/EDT_54120_19-10-2017_17-07-40__.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="711" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHMki11UO6noxKF6nPaHjCSXDKxYCBmA_BwqWooNwdb9CWf7GCzhX-VomJqgnpPQBXtiX7JPTeaah6pK_cHmUn9K9mKJYB-LvbbIEztkDWUQavMoGPN-g2aRouAKJgWsQoKlO5st3jzPU/s320/EDT_54120_19-10-2017_17-07-40__.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="orange14"><b>Surabaya </b>pojokpitu.com, </span>Ayub
Haskiyah Oroh dan Bayu Maulana, dua pemuda asal Gresik ini dituntut 15
tahun penjara oleh jaksa penuntut umum Kejati Jatim. Terdakwa terbukti
bersalah melanggar pasal 114 sebagai pengedar narkoba.<br />
<br />
Terdakwa
ditangkap oleh BNNP Jatim karena menjadi jaringan pengedar ganja Lapas
Tanjung Gusta Medan. Selain dituntut berat, kedua terdakwa juga didenda
Rp 5 milyar subsider 6 bulan penjara.<br />
<br />
Atas tuntutan tersebut, kedua terdakwa akan melakukan pembelaan pada persidangan berikutnya.<br />
<br />
Kuasa
hukum terdakwa, Rudhy Wedhasmara, sangat menyayangkan dengan tuntutan
jaksa, karena terdakwa hanya sebagai kurir bukan pengedar.<br />
<br />
Seperti
diketahui terdakwa ditangkap oleh petugas BNNP Jatim saat sedang
mengambil paket JNE yang berisikan ganja sebanyak hampir 10 kilogram,
barang haram tersebut dikirim dari Lapas Tanjung Gusta Medan yang
ditujukan kepada kedua terdakwa.(end)</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://pojokpitu.com/baca.php?idurut=54120">http://pojokpitu.com/baca.php?idurut=54120</a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<h1>
<span style="font-size: large;">Jaksa Ini Kejam, Tuntut Dua Kurir Ganja 15 Tahun Penjara</span></h1>
<div class="cs-post-meta cs-clearfix">
<span style="font-size: x-small;"><i><span class="cs-post-meta-author">Addy M.a.z</span>
<span class="cs-post-meta-date">Kamis, 19 Oktober 2017 - 22:22 WIB</span></i></span></div>
<div class="cs-post-meta cs-clearfix">
<span class="cs-post-meta-date"> </span><br />
SURABAYA, (portalindonesia.co.id) - Dua terdakwa sebagai kurir ganja
seberat 10 kilogram dituntut Jaksa Penuntut Umum (JPU) selama 15 tahun
penjara. Mereka adalah Hazkia Oroh alias Billy dan Bayu Maulana Wahyudi
alias Keefly disidangkan di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Kamis
(19/10/2017).<br />
<br />
Dalam berkas tuntutannya, JPU Roginta Sirqit
mengungkapkan, kedua terdakwa merupakan kurir ganja 10 kilogram milik
seorang narapidana bernama Yogi.<br />
<br />
Yogi diketahui merupakan
narapidana kasus narkoba yang saat ini menjalani hukuman di Lembaga
Pemasyarakatan (Lapas) Klas I Tanjung Gusta, Medan.<br />
<br />
Menurut jaksa
Roginta, dari fakta-fakta persidangan kedua terdakwa tidak dapat
membuktikan bahwa dirinya bukanlah seorang kurir ganja.<br />
<br />
“Menuntut
kedua terdakwa dengan hukuman selama 15 tahun penjara,” ujarnya di
persidangan yang digelar di PN Surabaya, Kamis (19/10/2017).<br />
<br />
Selain hukuman badan, kedua terdakwa juga dituntut hukuman denda sebesar Rp 1 miliar.<br />
<br />
“Jika denda tidak dibayarkan maka akan diganti menjadi hukuman 6 bulan kurungan,” ujar jaksa Roginta.<br />
<br />
Atas tuntutan tersebut, kedua terdakwa berencana untuk mengajukan pembelaan (pledoi) pada persidangan berikutnya.<br />
<br />
“Kami
akan ajukan pledoi, seharusnya mereka dibebaskan karena belum sempat
menerima barang, tapi sudah lebih dulu ditangkap,” kata Rudhy, kuasa
hukum kedua terdakwa usai sidang.<br />
<br />
Perlu diketahui, Ayub Hazkia
Oroh dan Bayu Maulana Wahyudi ditangkap Badan Narkotika Nasional (BNN)
kepulauan Riau pada Mei 2017.<br />
<br />
Keduanya ditangkap di kantor
expedisi J&T yang berlokasi di Jalan RA Kartini, Sukorame Gresik
saat mengambil kiriman paket 10 kilogram ganja kering milik Yogi.</div>
<div class="cs-post-meta cs-clearfix">
<span class="cs-post-meta-date"> </span></div>
<div class="cs-post-meta cs-clearfix">
<span class="cs-post-meta-date"><a href="http://m.portalindonesia.co.id/read/3325/20171019/222240/jaksa-ini-kejam-tuntut-dua-kurir-ganja-15-tahun-penjara/">http://m.portalindonesia.co.id/read/3325/20171019/222240/jaksa-ini-kejam-tuntut-dua-kurir-ganja-15-tahun-penjara/</a></span></div>
<div class="cs-post-meta cs-clearfix">
<span class="cs-post-meta-date"> </span></div>
<div class="cs-post-meta cs-clearfix">
<span class="cs-post-meta-date"> </span></div>
<div class="cs-post-meta cs-clearfix">
<span class="cs-post-meta-date"> </span>
</div>
</div>
EJA Surabayahttp://www.blogger.com/profile/14554026877558086923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6861594440605067478.post-47339345111158207252017-10-19T07:04:00.000+07:002017-10-27T07:07:06.563+07:00Kembali lakukan VCT<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrGU3FB6SmD5gZJfVTw_93aPcpbvsxXsSTP_ZVslY1Dv_sU0Kjpj3RBXdnW014wJO8Zpdk3JhBbVMdqlYhH96bU0yMtFZPMmr6V5yULmDnPYClkUs2j6vk2BZnKwrkoN-muoLI0mBoqwI/s1600/IMG-20171019-WA0003.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="780" data-original-width="1052" height="236" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrGU3FB6SmD5gZJfVTw_93aPcpbvsxXsSTP_ZVslY1Dv_sU0Kjpj3RBXdnW014wJO8Zpdk3JhBbVMdqlYhH96bU0yMtFZPMmr6V5yULmDnPYClkUs2j6vk2BZnKwrkoN-muoLI0mBoqwI/s320/IMG-20171019-WA0003.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Yayasan ORBIT kembali melakukan VCT. Seperti biasa kegiatan tersebut dilakukan untuk upaya penanganan dini terhadap HIV/AIDS, serta memudahkan seseorang untuk mengakses ARV jika mendapat hasil tes positif. </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhI9y5x_n1h39ABYxcb2J50gIAF8rBqdEMrJhDTUAyP2Y2P6KLjKxsEdAC7pPlZbX23uWXCT78Go6lcFZhcl6-MEAiqfB1qxlT4QjN9mlnj7wB7IwwxTxmCeSI9gFtkxqQQpwNHfbRvHLU/s1600/IMG-20171019-WA0004.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="780" data-original-width="1052" height="237" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhI9y5x_n1h39ABYxcb2J50gIAF8rBqdEMrJhDTUAyP2Y2P6KLjKxsEdAC7pPlZbX23uWXCT78Go6lcFZhcl6-MEAiqfB1qxlT4QjN9mlnj7wB7IwwxTxmCeSI9gFtkxqQQpwNHfbRvHLU/s320/IMG-20171019-WA0004.jpg" width="320" /></a></div>
Kali ini kegiatan tersebut dilakukan di "KING KARAOKE" rungkut (19/10). Yayasan ORBIT bekerjasama dengan PKM Kalirungkut.<br />
<br />EJA Surabayahttp://www.blogger.com/profile/14554026877558086923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6861594440605067478.post-61112649817336775542017-10-19T06:30:00.000+07:002017-10-27T06:33:48.677+07:00Analisa Situasi & Evaluasi Program HIV/AIDS<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNRCIKdrOQmNoXjEnQZGiEPx2ukpc2j2fQxnTBtFURL2WQpWRQd8DrLL48L1X2X2iNIaQRcFI_gRlG0CEc4egCGnoMCjlZDGQJqQbkqYxvjudT3Li6WbGmiuZflpW2wmecc1JfNJeFgqY/s1600/IMG-20171019-WA0001.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="497" data-original-width="819" height="194" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNRCIKdrOQmNoXjEnQZGiEPx2ukpc2j2fQxnTBtFURL2WQpWRQd8DrLL48L1X2X2iNIaQRcFI_gRlG0CEc4egCGnoMCjlZDGQJqQbkqYxvjudT3Li6WbGmiuZflpW2wmecc1JfNJeFgqY/s320/IMG-20171019-WA0001.jpg" width="320" /></a></div>
Analisa program melibatkan yayasan ORBIT, DINKES Sidoarjo, dan KPA Kabupaten Sidoarjo di Ale Garden Resto N'Cafe (19/10). Analisa program diharapkan dapat lebih membantu kelaksanaan program untuk melaksanakan sosialisasi dan penjangkauan terkait HIV/AIDS.EJA Surabayahttp://www.blogger.com/profile/14554026877558086923noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6861594440605067478.post-37820446100364052042017-10-10T14:55:00.000+07:002017-10-18T14:58:27.692+07:00Yayasan ini rajin mengadakan Mobile VCT<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbjSeRivxP7fmGNWssCEYOGz0e7wFl3wTwt3656UDFSzBobFf8m1J7_3bJ1qAOI3hEgRhaxGRLLo-uXZlfzwORvZqz8XDQ0jORpPDoKEOaAVBFJqtjds1ADM7UwT6a4dSNitLP2JGqz60/s1600/IMG-20171013-WA0006.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1040" data-original-width="780" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbjSeRivxP7fmGNWssCEYOGz0e7wFl3wTwt3656UDFSzBobFf8m1J7_3bJ1qAOI3hEgRhaxGRLLo-uXZlfzwORvZqz8XDQ0jORpPDoKEOaAVBFJqtjds1ADM7UwT6a4dSNitLP2JGqz60/s320/IMG-20171013-WA0006.jpg" width="240" /></a></div>
Yayasan Orbit Surabaya kembali mengadakan mobile VCT untuk melakukan tes tentang HIV dan Hepatitis C. Seperti biasa kegiatan tersebut diberlakukan untuk umum namun lebih diprioritaskan untuk para pecandu atau mantan pecandu. Kegiatan VCT dilakukan pada 10 Okt 2017 dan rencana akan mengadakan VCT lagi pada 24 okt 2017.<br />
<br />
VCT ini penting untuk dapat mengakses ke semua
layanan yang dibutuhkan terkait pencegahan dan pengobatan HIV, AIDS, juga
karena memberikan dukungan untuk kebutuhan kliennya seperti perubahan
perilaku, dukungan mental, dukungan terapi ARV, dan pemahaman yang benar dan
faktual tentang HIV, AIDS.<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
VCT ini dibutuhkan oleh semua orang yang ingin
melakukan tes HIV dan untuk orang yang pernah melakukan tindakan maupun
perilaku beresiko terjagkit HIV seperti aktifitas seksual, tindik tatoo,
konsumsi narkoba melalui jarum suntik dan sebagainya.</div>
<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUyYnRManL5GQQjsRWg9dVqmPxOH502X40gOpuFw5pSZym_kSulqvoNL7eMRhpmsm2lvLMcS1xXZKTrhv887AdtjsTPILtHcxe5NoYBkJtnBq7-zKSOfUZKTMPOc9jwgET7c3YZip9XEA/s1600/IMG_20171018_144017.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1040" data-original-width="780" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUyYnRManL5GQQjsRWg9dVqmPxOH502X40gOpuFw5pSZym_kSulqvoNL7eMRhpmsm2lvLMcS1xXZKTrhv887AdtjsTPILtHcxe5NoYBkJtnBq7-zKSOfUZKTMPOc9jwgET7c3YZip9XEA/s320/IMG_20171018_144017.jpg" width="240" /></a></div>
EJA Surabayahttp://www.blogger.com/profile/14554026877558086923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6861594440605067478.post-76878086974601362642017-09-29T14:25:00.000+07:002017-10-18T14:26:54.531+07:00Koordinasi antar Lembaga dan Pejabat Daerah terkait Program Layanan Kesehatan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhs6J7degfxXNi5PwYhzdcHVE8B2ULjOsu8upfzTRKEC_Rvn5cdVyZgT10eqiVTxTnNYaWmCThpA8E5hA1T0cQPTNfjk6V8zG0Hz2Vs32_dIl4N98lpWIytidpAxgd1hLbJE-e9t2LQYCA/s1600/IMG-20170930-WA0001.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="459" data-original-width="820" height="223" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhs6J7degfxXNi5PwYhzdcHVE8B2ULjOsu8upfzTRKEC_Rvn5cdVyZgT10eqiVTxTnNYaWmCThpA8E5hA1T0cQPTNfjk6V8zG0Hz2Vs32_dIl4N98lpWIytidpAxgd1hLbJE-e9t2LQYCA/s400/IMG-20170930-WA0001.jpg" width="400" /></a></div>
Koordinasi antar Lembaga dan Pejabat Daerah terkait Program Layanan Kesehatan dilakukan pada hari Jumat, 29 Sept 2017. Koordinasi dihadiri oleh Miko Alcatraz seorang Pekerja Lapangan (PL-penasun) dari Yayasan ORBIT Surabaya dengan Kepala PKM Kota Sidoarjo dr. Atok dan Kabag Program Layanan Alat Suntik Steril (LASS) Bpk. Santoso.EJA Surabayahttp://www.blogger.com/profile/14554026877558086923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6861594440605067478.post-92010498530988635542017-09-15T11:14:00.000+07:002017-09-25T11:16:48.782+07:00Bawa 40 Kg Ganja, Dua Terdakwa Divonis 20 Tahun Penjara<table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 740px;"><tbody>
<tr><td class="biru12" valign="top"></td></tr>
<tr><td height="10"></td></tr>
<tr><td class="hitam12" valign="top"></td></tr>
</tbody></table>
<span class="orange14" style="font-size: x-small;">Kamis, 14-09-2017</span><br />
<span class="orange14"><span style="font-size: x-small;">Oleh: Ayul Anhdim </span><b><br /></b></span><br />
<span class="orange14"><b><br /></b></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.blogger.com/video.g?token=AD6v5dx3HrcsszeccdxHpW6AwvFVWKWWO6LXIJDKEQxA3am8uZQMhEK4mSfEhptF7PM9nS-S0ad9cMToCdN0nMYxxw' class='b-hbp-video b-uploaded' frameborder='0'></iframe></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="orange14"><b>Surabaya </b>pojokpitu.com, </span>Kedapatan
memiliki 40,48 kilogram ganja, dua orang terdakwa yaitu Eko Agus
Susanto dan Agung Dzikrulloh akhirnya harus menerima nasib pahit. <br />
<br />
Keduanya oleh majelis hakim yang diketuai Ari Jiwantara, akhirnya dijatuhi pidana 20 tahun penjara oleh hakim.<br />
<br />
Vonis
kepada kedua terdakwa ini sendiri terbilang lebih rendah dari tuntutan
jaksa sebelumnya. Jaksa sebelumnya menuntut pidana seumur hidup kepada
kedua terdakwa ini.<br />
<br />
Dalam kasus ini, keduanya terbukti melanggar pasal 114 juncto pasal 132 ayat 1 undang - undang 35 tahun 2009 tentang narkoba.<br />
<br />
Rudi
Wedhasmara, selaku kuasa hukum terdakwa, menanggapi putusan tersebut.
"Terjadi perbedaan upaya hukum yang ditempuh dua terdakwa. Terdakwa
Agung langsung mengajukan keberatan dan menyatakan banding karena merasa
dirinya hanyalah diajak dan tidak mengetahui barang yang diambil adalah
ganja. Sementara terdakwa lainnya, yaitu Eko Agus masih pikir - pikir."<br />
<br />
Seperti
diketahui, dua terdakwa ini berhasil ditangkap kepolisian karena
dinilai telah membawa 43 paket ganja seberat 40 kilogram dari sebuah
perusahaan ekspedisi di Jombang pada 26 Desember 2016 silam. Eko dan
Agung dinilai merupakan satu bagian dari sindikat narkotika narapidana
Lapas Kelas I Surabaya bernama Agus alias Tetek.(end)</div>
<br />
<a href="http://pojokpitu.com/baca.php?idurut=52492">pojokpitu.com/baca.php</a><br />
<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
</div>
EJA Surabayahttp://www.blogger.com/profile/14554026877558086923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6861594440605067478.post-3640054760856353462017-09-14T16:33:00.000+07:002017-09-17T16:36:11.951+07:00Efek Mengerikan Pil PCC: Bikin Nge-fly, Halusinasi hingga Tewas<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Niken Purnamasari - detikNews<a href="https://akcdn.detik.net.id/community/media/visual/2017/09/14/86501b19-d1dd-4e7a-a287-a9dd9c213398_169.jpg?w=780&q=90" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Efek Mengerikan Pil PCC: Bikin Nge-fly, Halusinasi hingga Tewas" border="0" class="" height="355" src="https://akcdn.detik.net.id/community/media/visual/2017/09/14/86501b19-d1dd-4e7a-a287-a9dd9c213398_169.jpg?w=780&q=90" title="Efek Mengerikan Pil PCC: Bikin Nge-fly, Halusinasi hingga Tewas" width="640" /></a></div>
<span> <span style="font-size: x-small;"><i>Foto: Siti Harlina/detikcdom</i></span></span><br />
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span><b>Jakarta</b> - Penggunaan obat PCC (<em>paracetamol, caffeine</em>, dan<em> carisoprodol</em>)
membuat heboh warga Kendari. Beberapa penggunanya ada yang
berhalusinasi, lari ke laut hingga tenggelam. Obat itu juga telah
merenggut nyawa sejumlah orang. Seberapa mengerikannya obat PCC?<br /><br />Seperti
kejadian yang dialami seorang siswa SD berinisial R asal Kendari yang
tewas akibat overdosis PCC. Bocah itu juga mencampur PCC dengan Somadril
dan Tramadol. <br /></span></div>
<table class="linksisip" style="margin-left: 0px; margin-right: 0px; text-align: left;"><tbody>
<tr><td></td></tr>
</tbody></table>
<div id="beacon_352a3604fb" style="left: 0px; position: absolute; text-align: justify; top: 0px; visibility: hidden;">
<img alt="" height="0" src="https://newrevive.detik.com/delivery/lg.php?bannerid=0&campaignid=0&zoneid=642&loc=https%3A%2F%2Fnews.detik.com%2Fberita%2Fd-3644113%2Fefek-mengerikan-pil-pcc-bikin-nge-fly-halusinasi-hingga-tewas&referer=https%3A%2F%2Fwww.google.com%2F&cb=352a3604fb" style="height: 0px; width: 0px;" width="0" /></div>
<div style="text-align: justify;">
Efek mengerikan dari PCC juga dialami Riski (20), warga Kendari,
Sulawesi Tenggara. Ayah Riski, Rauf, mengatakan anaknya diketahui
mengonsumsi obat bersama adiknya. Awalnya Riski berhalusinasi hingga
melompat ke got depan rumah. <br /><br />"Anak saya meminum obat mumbul yang
dicampur dengan pil PCC, awalnya melompat ke got depan rumah. Adiknya
berhasil diselamatkan, namun kakaknya bernama Riski berlari ke arah laut
dan menceburkan dirinya," terang Rauf. <br /></div>
<table class="linksisip" style="margin-left: 0px; margin-right: 0px; text-align: left;"><tbody>
<tr><td></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Korban
kakak-adik ini merasa kepanasan, efek dari obat yang dikonsumsinya.
Sang kakak berlari ke arah laut dan menceburkan diri. Sayangnya, ia
tenggelam dan ditemukan sudah tidak bernyawa.<br /><br />Dari keterangan
Menteri Kesehatan Nila Moeloek, obat PCC dapat menyebabkan beberapa
masalah kesehatan. Data Dinas Kesehatan Sulawesi Tenggara mengatakan
saat ini sudah terdapat 60 korban penyalahgunaan obat PCC yang dirawat
di tiga RS. Korban dirawat di RSJ Kendari (46 orang), RS Kota Kendari (9
orang), dan RS Provinsi Bahteramas (5 orang).<br /><br />"Pasien yang
dirawat berusia antara 15-22 tahun mengalami gangguan kepribadian dan
gangguan disorientasi, sebagian datang dalam kondisi delirium setelah
menggunakan obat berbentuk tablet berwarna putih bertulisan 'PCC' dengan
kandungan obat belum diketahui," ujar Menkes dalam siaran pers yang
diterima<strong> detikcom</strong>, Kamis (14/9/2017).<br /><br />dr Hari
Nugroho dari Institute Of Mental Health Addiction and Neurosience (IMAN)
mengatakan obat PCC sebenarnya merupakan obat yang bersifat relaksan
atau yang berfungsi untuk melemahkan otot-otot kejang. Jika dikonsumsi
berbutir-butir, efek yang ditimbulkan adalah perasaan '<em>fly</em>'. <br /><br />"Kalau dicoba oleh anak-anak, risiko terjadinya keracunan akan lebih besar," ujar Hari.<br /><br />PCC
sendiri termasuk obat keras. Obat tersebut tidak bisa dikonsumsi
sembarangan dan harus dengan izin dokter. Deputi Bidang Pemberantasan
BNN Irjen Arman Depari mengatakan PCC digunakan sebagai penghilang rasa
sakit dan obat sakit jantung. <br /></div>
<table class="linksisip" style="margin-left: 0px; margin-right: 0px; text-align: left;"><tbody>
<tr><td></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Selain
itu, Arman menegaskan PCC berbeda dengan Flakka, meski efeknya
disebut-sebut hampir mirip, yakni membuat pemakainya berhalusinasi. <br /><br />"Menurut
literatur yang kami peroleh memang kandungan obat ini sementara ini
bukan merupakan narkotik dan juga bukan yang sekarang ini tersebar di
tengah masyarakat adalah jenis Flakka, bukan," ujarnya.
<br /><strong>(nkn/elz)</strong></div>
<br />
<span><a href="https://news.detik.com/berita/d-3644113/efek-mengerikan-pil-pcc-bikin-nge-fly-halusinasi-hingga-tewas">https://news.detik.com/berita/d-3644113/efek-mengerikan-pil-pcc-bikin-nge-fly-halusinasi-hingga-tewas</a> </span>EJA Surabayahttp://www.blogger.com/profile/14554026877558086923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6861594440605067478.post-91382891326482351482017-09-13T10:44:00.000+07:002017-09-25T10:54:07.308+07:00Eksepsi Ditolak, Sidang Perkara Narkoba 17,5 Kg Sabu dan Ribuan Inek Dilanjutkan<strong></strong><br />
<strong></strong><br />
<strong></strong><br />
<strong><span style="font-size: x-small;">13-09-2017 - </span></strong><a href="http://bidik.co.id/wp-content/uploads/2017/09/OL-rudi-wedhasmara-narkoba-rudy.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="http://bidik.co.id/wp-content/uploads/2017/09/OL-rudi-wedhasmara-narkoba-rudy.jpg" border="0" src="http://bidik.co.id/wp-content/uploads/2017/09/OL-rudi-wedhasmara-narkoba-rudy.jpg" /></a><strong><span style="font-size: x-small;">Rudy Whedasmara, penasehat hukum terdakwa. (sumber: Youtube)</span> </strong><br />
<strong><br /></strong>
<div style="text-align: justify;">
<strong>SURABAYA|BIDIK</strong> – Rudy Wedha Asmara, penasehat hukum
Jayus Yudas Pratama, terdakwa perkara kepemilikan narkoba sebanyak 17,5
Kg sabu, 1.220 butir pil happy five dan 11.730 butir pil ekstasi,
berjanji bakal membuktikan di persidangan bahwa kliennya tersebut layak
divonis tidak bersalah.</div>
<div class="mh-content-ad" style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hal itu dilakukan sesaat majelis hakim Pengadilan Negeri (PN)
Surabaya dalam putusan selanya menyatakan bahwa eksepsi (bantahan
dakwaan, red) yang diajukan pihak terdakwa ditolak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan ditolaknya eksepsi terdakwa, artinya sidang perkara ini bakal
dilanjutkan dengan pembuktian dan pemeriksaan para saksi. “Kita hormati
putusan hakim, namun yang pasti kita akan buktikan dipersidangan bahwa
terdakwa layak dinyatakan tidak bersalah,” ujarnya sesaat usai sidang,
Selasa (12/9/2017).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Perkara ini berawal ketiak polisi membekuk Dharma (terdakwa berkas
terpisah) pada 30 Maret 2017 lalu. Saat itu dia sedang dalam perjalanan
mengantar sabu-sabu di Jalan Raya Rungkut Asri. Dari tangannya, polisi
menemukan sepoket sabu seberat 8,82 gram.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah diinterogasi, Dharma mengaku baru saja bertransaksi 200 gram
SS dan 1.500 butir ekstasi kepada seorang pemesan dengan sistem ranjau.
Selama ini dia mengatakan selalu mengajak istri dan anaknya agar tidak
dicurigai polisi. Pria 25 tahun itu menyatakan diperintah seseorang
bernisial JM melalui pesan BBM. Namun, petugas mendapatkan informasi
bahwa barang tersebut dipasok Jayus Yudas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sekitar 14 jam setelah penangkapan Dharma, polisi membekuk Jayus di
kamar 511 Hotel Efora. Saat itu dia bersama dengan istri dan dua
anaknya. Jayus, tampaknya, sadar bahwa dirinya sudah diintai polisi
sehingga tidak pulang ke rumah kontrakan di Perum Purimas Cluster Legian
Paradise H/6 No 2.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sidang dilanjutkan pekan depan dengan agenda mendengarkan keterangan saksi yang dihadirkan Jaksa Penuntut Umum. (eno)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://bidik.co.id/eksepsi-ditolak-sidang-perkara-narkoba-175-kg-sabu-dan-ribuan-inek-dilanjutkan/">http://bidik.co.id/</a> </div>
EJA Surabayahttp://www.blogger.com/profile/14554026877558086923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6861594440605067478.post-43422817262950916222017-09-03T11:45:00.000+07:002017-09-03T11:45:00.158+07:00KORBAN<div class="copy-snippet fontset1 scale3" style="min-height: 0px;">
<article class="art"><header><hgroup><h1 data-bind="text: articleTitle">
</h1>
</hgroup>IA
tak punya orang tua, tapi wawasannya luas, sanggup melihat yang orang
luput atau tak sanggup melihatnya. Konco-konconya salut, misalnya, ke
mereka yang ngaku senasib dengan kaum muslim di Rohingya, Myanmar. Ia
tak serta-merta.</header><div data-bind="foreach: articleBlocks">
<div data-bind="text: $data">
<br /></div>
<div data-bind="text: $data">
’’ Tunggu dulu!”
sergahnya hampir senja di bawah pohon ketapang. ’’Kok saya masih melihat
mereka tertawa, makan-makan di mal, cekikikan di tempat wisata...
Padahal sebelumnya orang-orang itu ngaku senasib ma orang-orang yang
ditembaki di Rohingya. Jadi, apa definisi senasib?”</div>
<div data-bind="text: $data">
<br /></div>
<div data-bind="text: $data">
’’Maksudmu senasib dengan korban di sana?”</div>
<div data-bind="text: $data">
<br /></div>
<div data-bind="text: $data">
’’Hmmm...
Bukan ’korban’. Nanti dikira mereka seperti sapi atau kambing di sini
yang disembelih untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. ’Korban’ kan akar
katanya ’qurb’. Maknanya sekitar mendekatkan diri. Saha- bat dekat kan
disebut ’karib’, ya dari ’qurb’ itu... ”</div>
<div data-bind="text: $data">
<br /></div>
<div data-bind="text: $data">
Lagi-lagi
karib-karibnya pada melongo. Ternyata ’’korban” bukan kayak ’’ victim”
dalam bahasa Inggris. ’’Pantesan sering dibilang, cinta perlu
pengorbanan,” bisik Sastro ke Jendro alias Jendrowati, kekasihnya.
Jendro balas membisik di pohon randu, ’’Setuju. Cinta perlu pengorbanan.
Perlu pendekatan.”</div>
<div data-bind="text: $data">
<br /></div>
<div data-bind="text: $data">
’’Aaaaaah, cinta tak
perlu pengorbanan!!! Saat kau mulai merasa berkorban, saat itu cintamu
mulai pudar!!!” jerit seseorang dalam suatu pemanggungan #TaliJiwo,
semacam puisi. ’’Setetes pun aku tak merasa berkorban ketika menembus
hujan dan badai menuju rumahnya, karena aku mencintainya penuh seluruh.”
Ooooooh ... Di bawah rembulan pantai selatan itu Jendro melongo. Sastro
menenangkan, ’’Mungkin seniman ini cuma memanfaatkan saja pengertian
’korban’ yang masih beredar luas dan salah kaprah di masyarakat.”</div>
<div data-bind="text: $data">
<br /></div>
<div data-bind="text: $data">
Esoknya
Sastro-Jendro kembali bertemu Si Wawasan Luas. Soal ’korban’ tak mereka
singgung lagi. Obrolan di warung kopi itu langsung ke soal definisi
’’senasib”.</div>
<div data-bind="text: $data">
<a href="https://cdn2-img.pressreader.com/pressdisplay/docserver/getimage.aspx?regionKey=TBirxhBW%2bdenM3Dsgx4idQ%3d%3d" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" class="articleImage" data-bind="attr: { src: imageUrl }" height="220" src="https://cdn2-img.pressreader.com/pressdisplay/docserver/getimage.aspx?regionKey=TBirxhBW%2bdenM3Dsgx4idQ%3d%3d" style="max-width: 100%;" width="320" /></a> </div>
<div data-bind="text: $data">
’’Kalau yang ditembaki di
Rohingya istri, mungkin kita tidak tertawa-tawa. Itu namanya senasib-
sepenanggungan. Senasib saja, beda makna. Kita bisa bilang senasib
dengan yang ditembaki di Rohingya, habis itu ketawa-tawa di nikahannya
Raisa,” Satro dan Jendro timpaltimpalan.</div>
<div data-bind="text: $data">
<br /></div>
<div data-bind="text: $data">
<br /></div>
<div data-bind="text: $data">
<em data-bind="text: imageByline"></em><strong data-bind="text: imageTitle"></strong><span data-bind="text: imageText">BUDIONO/JAWA POS</span></div>
<div data-bind="text: $data">
<span data-bind="text: imageText"> </span> </div>
<div data-bind="text: $data">
Si
Wawasan Luas menarik kepalanya ke belakang, bibirnya mencibir. ’’Belum
tentu ketawa mereka berarti lena dan bahagia,” gumamnya. ’’Siapa tahu didalam
tawa mereka di mal, di tempat wisata, dan lain-lain itu terkandung
tangis juga. Semar kalau tertawa kan juga begitu. Di dalam tawanya
sekaligus terkandung air matanya yang paling bening.” Saking jembarnya
pandangan Si Wawasan Luas ini semua secara aklamatif memilihnya sebagai
sutradara untuk pementasan drama pendek. Judulnya Antara Ronaldo dan
Aung San Suu Kyi.</div>
<div data-bind="text: $data">
<br /></div>
<div data-bind="text: $data">
Dalam naskah yang
ditulis Sastro Jendro ditekankan bahwa atas kasus di negerinya yaitu
Rohingya, Aung San Suu Kyi dianggap sudah tak main perdamaian lagi.
Nobel Perdamaian yang disandangnya harus ia kembalikan. Apakah Ronaldo
juga harus mengembalikan piala-pialanya termasuk FIFA Ballon d’Or bila
sudah tak main bola lagi?</div>
<div data-bind="text: $data">
<br /></div>
<div data-bind="text: $data">
Si Wawasan Luas
oke. Syaratnya, selama latihan pemain tak boleh absen. Pada latihan
ke17 pemeran kekasih Ronaldo absen sekali. Bolosnya karena kesiangan.
Semalam insomnia gegara suntuk memikirkan duluan mana, telor apa ayam.
DPR yang tak punya orang tua mungkin membubarkan KPK yang juga tak punya
orang tua, atau KPK mungkin nangkepin orang-orang DPR yang mungkin akan
membubarkannya. Sutradara memecatnya!</div>
<div data-bind="text: $data">
<br /></div>
<div data-bind="text: $data">
Sastro-Jendro
mbatin, ’’Wawasanmu tak luas lagi. Kamu sanggup melihat yang tak kami
lihat? Tidak! Orang tua pemain ini sudah beli tiket pesawat PP
Aceh-Jogja untuk pergelaran 28 Oktober mendatang. Itu ngutang. Mestinya
tanya dulu kami apakah pemain ini punya orang tua?” (*)</div>
<div data-bind="text: $data">
<br /></div>
<div data-bind="text: $data">
<br /></div>
<div data-bind="text: $data" style="text-align: right;">
Jawa Pos<time data-bind="text: shortDateString">, 3 Sep 2017</time>. </div>
<div data-bind="text: $data" style="text-align: right;">
<br /></div>
<div data-bind="text: $data" style="text-align: right;">
Sujiwo Tejo tinggal di www.sujiwotejo.net</div>
<br /><div data-bind="text: $data">
<br /></div>
</div>
</article></div>
EJA Surabayahttp://www.blogger.com/profile/14554026877558086923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6861594440605067478.post-21906291943902182562017-08-30T05:26:00.000+07:002017-09-18T06:11:12.357+07:00KERJA BERSAMA UNTUK PERUBAHAN PEREMPUAN DAN ANAK INDONESIA<div style="text-align: justify;">
<img alt="" class="entry-thumb td-animation-stack-type0-2" src="http://www.mediasindoraya.com/wp-content/uploads/2017/08/IMG-20170830-WA0005-640x427.jpg" height="427" title="IMG-20170830-WA0005" width="640" /></div>
<div class="td-post-author-name">
<div class="td-author-by">
<span style="font-size: x-small;">Oleh:<a href="http://www.mediasindoraya.com/author/publisher/">Redaktur Media Sindoraya</a><span class="td-post-date"><time class="entry-date updated td-module-date" datetime="2017-08-30T03:27:18+00:00"> 30 Agustus 2017</time></span></span></div>
</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Surabaya (M.Sindoraya) – Rangkaian kegiatan Temu Nasional Partisipasi
Publik untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak (PUSPA) Tahun 2017 dengan
tema “Sinergi untuk Perubahan yang diselenggarakan oleh Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) hari ini
kembali dilakukan. Kemarin, usai mengikuti kegiatan sesi inspirasi,
yaitu penyampaian pengalaman dan kisah keberhasilan dalam upaya
mendukung pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di Indonesia,
para peserta yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat, yakni lembaga
masyarakat, organisasi keagamaan, akademisi, lembaga profesi, dunia
usaha dan media dari seluruh provinsi di Indonesia hari ini diajak untuk
mengikuti kegiatan kunjungan lapangan dan sesi pasar ide.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Seluruh rangkaian kegiatan PUSPA 2017, mulai dari sesi inspirasi,
kunjungan lapangan, pasar ide, hingga konferensi merupakan upaya Kemen
PPPA untuk menyediakan arena pertukaran pengetahuan dan pengalaman;
menyediakan arena dialog antara pemerintah dan masyarakat; serta
memperkuat sinergi, kolaborasi, dan kemitraan antar elemen masyarakat
untuk memperkuat gerakan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
menuju perempuan dan anak Indonesia yang sejahtera. Kami sadar
kompleksitas permasalahan perempuan dan anak di Indonesia tidak mungkin
diatasi oleh pemerintah saja. Diperlukan sinergi, koordinasi, dan kerja
bersama untuk menciptakan perubahan yang lebih nyata dan cepat dengan
beberapa prinsip, yaitu mau berbagi, semua penting, tidak saling
menyalahkan, transparan, dan ikhlas,” tutur Deputi Bidang Partisipasi
Masyarakat Kemen PPPA, Erni Agustina di Kota Surabaya, Selasa (29/8).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sejumlah titik yang hari ini menjadi lokasi kunjungan lapangan
kegiatan PUSPA 2017, yakni (1) Yayasan Hotline Surabaya; (2) SLB Agca
Center; (3) Kampung Lawas Maspati; (4) Wardhana; (5) Kampung Literasi;
(6) Sanggar Anak Isco; (7) Kampung Kue; (8) Dolly Saiki; (9) Sanggar
Alang-Alang, dan (10) <a href="http://orbit.or.id/">Rumah Sehat Orbit Surabaya (RSOS)</a>. Pada kunjungan
lapangan ini, peserta melihat langsung praktek-praktek cerdas
pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di sekitar Kota Surabaya.
Proses ini diharapkan menjadi ajang saling belajar dan memperkaya
wawasan, baik bagi tuan rumah maupun peserta.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sementara itu dalam sesi pasar ide dihasilkan 179 Inisiasi; 6
inspirator terpilih dari berbagai Provinsi yaitu Jawa Timur, Aceh,
Kalimantan Timur, Maluku dan Banten; 50 gagasan; 439 transaksi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Temu Nasional PUSPA 2017 yang berlangsung pada 27 – 29 Agustus 2017
di Surabaya, Jawa Timur ini menghasilkan beberapa rekomendasi, yakni :</div>
<ol>
<li>Melakukan replikasi dan implementasi dari berbagai kisah/cerita
keberhasilan lembaga masyarakat di daerah dalam rangka membangun
Sinergi.</li>
<li>Membangun Mekanisme Komunikasi antara Lembaga Masyarakat dengan
Dinas PPPA di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota seluruh Indonesia.</li>
<li>Mendorong lahirnya berbagai regulasi di daerah dalam melindungi
hak perempuan dan anak Indonesia yang mengacu pada Pancasila, UUD 45 dan
peraturan perundangan yang berlaku.</li>
<li>Perlu peningkatan kerjasama yang optimal dan harmonis antar
kementerian dalam peningkatan partisipasi publik untuk kesejahteraan
perempuan dan anak.</li>
<li>Perlu adanya Databsae lembaga masyarakat dalam membangun komunikasi, informasi dan kemitraan.</li>
<li>Perlu aktualisasi potensi perempuan secara profesional tanpa
membedakan ras, agama, suku, budaya dan golongan untuk tercapainya
perempuan mandiri, berkualitas dan bermartabat serta sejahtera.</li>
<li>Berkomitmen membangun sinergitas dengan memegang prinsip-prinsip
sinergi, yaitu: mau berbagi, semua penting, tidak saling menyalahkan,
transparan dan ikhlas.</li>
</ol>
<a href="http://www.mediasindoraya.com/2017/08/30/kerja-bersama-untuk-perubahan-perempuan-dan-anak-indonesia/">http://www.mediasindoraya.com/2017/08/30/kerja-bersama-untuk-perubahan-perempuan-dan-anak-indonesia/</a>EJA Surabayahttp://www.blogger.com/profile/14554026877558086923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6861594440605067478.post-84275125774899229572017-08-29T06:10:00.000+07:002017-09-18T06:11:27.536+07:00Kunjungan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di RSOS<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqYzfWGy1e76GL8XnV7hIPyj3kap1k2e6qiC_VuumVZ2loZEyJr9_b_G0-UHVHam8vd2KiTWHaEUFtpf0EKr1qpArMwkDOkw1nDJVWEivXqx29w_FJOjzsnuia1ivfW0MALC8WnhPnpG4/s1600/IMG-20170829-WA0000.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="774" data-original-width="1032" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqYzfWGy1e76GL8XnV7hIPyj3kap1k2e6qiC_VuumVZ2loZEyJr9_b_G0-UHVHam8vd2KiTWHaEUFtpf0EKr1qpArMwkDOkw1nDJVWEivXqx29w_FJOjzsnuia1ivfW0MALC8WnhPnpG4/s320/IMG-20170829-WA0000.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Kunjungan dari pihak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) ke Rumah Sehat Orbit Surabaya (RSOS- Selasa,29/8). Kunjungan dilakukan dengan sesi tanya jawab dengan konselor adiksi seputar napza yang menjaring kaum anak dibawah umur. Kegiatan dilanjutkan dengan berkeliling rumah untuk meninjau sarana dan prasarana yang ada di Rumah Sehat Orbit Surabaya, serta melihat kegiatan yang dijalani oleh klien. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kunjungan dilanjutkan dengan mengadakan sesi oleh Kemen PPPA bersama klien dengan agenda <i>sharing</i> mengenai pengalaman dan berbagi kisah-kisah inspiratif. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kemen PPPA juga mengapresiasi perkembangan klien melalui kreasi yang dihasilkan melalui barang bekas seperti dari koran bekas, bungkus rokok, dan sebagainya. Meskipun masih tergolong sederhana namun hal tersebut perlu mendapat apresiasi serta dukungan dari semua pihak. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyLLqcf55wPwUeOSZQfZNrg_xxWZIz-z5-ksblUEkKYa3ymj2LQ6d7FQzAVwyQKcTm2MhZjP-0BAlai76jcS-uhZiJ07_b2z6DfeJ6bxj3o-VNintU85fwcrEmYJTYMnpf8qnoOJ7KO3c/s1600/IMG_20170918_060006.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyLLqcf55wPwUeOSZQfZNrg_xxWZIz-z5-ksblUEkKYa3ymj2LQ6d7FQzAVwyQKcTm2MhZjP-0BAlai76jcS-uhZiJ07_b2z6DfeJ6bxj3o-VNintU85fwcrEmYJTYMnpf8qnoOJ7KO3c/s320/IMG_20170918_060006.jpg" width="240" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Kemen PPPA juga memotivasi klien untuk terus mengembangkan kreatifitas yang dimiliki, kalau bisa menjadi salah satu sumber perekonomian nantinya melalui kerajinan-kerajinan yang dihasilkannya.</div>
<br />
<span style="font-size: small;"><b>Sumber: <i><a href="http://orbit.or.id/">Yayasan Orbit Surabaya</a></i></b></span>EJA Surabayahttp://www.blogger.com/profile/14554026877558086923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6861594440605067478.post-6925813428764442872017-08-28T08:58:00.000+07:002017-09-13T11:13:17.217+07:00Kisah Anak Perempuan ex Pecandu Narkoba: Uang SPP pun Buat Beli Sabu<div class="caption-photo-text">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihekzTOaaEJnoWDB0sr7i8zozPPCsMr3b-50yBsReCrIlwEL9jogWC8hWEet_cAO2YP871DKD6yMOu0_ziR9YbFP1_5IUTUrjMxHjGTJuh6dA6Q0cCuo3R2_l25XchCmP5qVoYm2NWKcQ/s1600/kisah-anak-perempuan-ex-pecandu-narkoba-uang-spp-pun-buat-beli-sabu_m_154148.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="201" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihekzTOaaEJnoWDB0sr7i8zozPPCsMr3b-50yBsReCrIlwEL9jogWC8hWEet_cAO2YP871DKD6yMOu0_ziR9YbFP1_5IUTUrjMxHjGTJuh6dA6Q0cCuo3R2_l25XchCmP5qVoYm2NWKcQ/s320/kisah-anak-perempuan-ex-pecandu-narkoba-uang-spp-pun-buat-beli-sabu_m_154148.jpeg" width="320" /></a><br />
<h4 style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: white;"><span style="color: #999999;"><span style="font-weight: normal;"></span></span></span></span></span></h4>
<h4 style="text-align: justify;">
<span style="color: #666666;"><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: white;"><span style="font-weight: normal;"><i>LEPAS DARI LEMBAH HITAM: Putri tengah membaca. Dia seorang perempuan
muda yang inspiratif. Sempat menjadi pecandu dan kurir narkoba, dia kini
menjadi aktivis antinarkoba yang gigih.</i></span></span></span></span></span></h4>
<h4 style="text-align: justify;">
<span style="color: #666666;"><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: white;"><span style="font-weight: normal;"><i><span class="small">(Arya Dhitya/Jawa Pos/JawaPos.com)</span></i></span></span></span></span></span></h4>
<h4>
<span style="background-color: cyan;"><i><span class="small"></span></i></span><i class="small"> </i></h4>
<h4>
<i class="small"> </i></h4>
<h4>
<i class="small"></i><b>Fenomena anak atau perempuan
pecandu mirip fenomena gunung es. Mereka tergolong silent population.
Sebab, kalau mengaku, mereka mendapat stigma dobel dari masyarakat. Wis
wedok, nyabu.</b></h4>
<div class="deduktif-paragraph text-justify">
<h3>
</h3>
</div>
<div class="text-justify" style="clear: both; text-align: justify;">
<b> <i>FAJRIN MARHAENDRA BAKTI, Surabaya</i></b><br />
<br />
<br /></div>
<div class="text-justify" style="text-align: justify;">
<b>KONDISI</b> Rumah Sehat Orbit Surabaya (RSOS) terasa
lengang Jumat sore (25/8). Praktis, tidak ada kegiatan yang berarti.
Beberapa pemuda terlihat bercengkerama dengan keluarganya. Para pemuda
itu adalah pecandu narkoba yang sedang mengikuti rehabilitasi medis atau
sosial di RSOS.<br />
Saat ini ada 12 orang yang mengikuti program rehabilitasi di RSOS. Semua masih muda. Bahkan<br />
sangat muda.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Termasuk Putri (bukan nama sebenarnya). Dia berusia 15 tahun. Masuk
kategori di bawah umur. Dia</div>
<div style="text-align: justify;">
baru saja dinyatakan lulus dari proses
rehabilitasi medis dan sosial di RSOS. Sejak kelas VI hidup Putri memang
tidak jauh-jauh dari narkoba. Padahal, dari sisi ekonomi, keluarganya
termasuk biasa-biasa saja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bapak dan ibunya, Yaser Arafat dan Yuli Fitria, bercerai ketika Putri
masuk umur sepuluh tahun. Saat dia masih polos-polosnya. Bahkan, dia
tidak tahu alasan kenapa ayah dan ibunya berpisah. Dia hanya ingat saat
itu hubungan ayah dan ibunya tidak harmonis. ’’Setiap hari selalu
bertengkar. Saya juga tidak tahu alasannya kenapa,’’ ujarnya dengan nada
polos.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kondisi tersebut membuatnya trauma. Broken home. Dia tidak tahu ke
mana harus menceritakan kisah-kisah masa kecilnya yang penuh keceriaan.
Ditambah lagi, orang tuanya tidak ada yang mau mengurusnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bapak dan ibunya menikah lagi. Hidup sendiri-sendiri di tempat yang
dia tidak tahu. Yang dia tahu, ayahnya bekerja sebagai tenaga kerja
Indonesia (TKI) di Malaysia. Ibunya malah tidak jelas. Dia tidak pernah
mendengar kabar tentang orang yang melahirkannya itu. ’’Sampai saat ini
saya ndak pernah dipamiti atau dijenguk,’’ katanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Putri diasuh sang nenek. Sehari-hari nenek itulah yang mengingatkan
Putri untuk sekolah, mengaji, dan beribadah. Namun, perhatian neneknya
terbatas. Meski sudah sepuh, neneknya masih sibuk berjualan sayur di
pasar senggol Kapas Baru. Dia berjualan mulai dini hari hingga tengah
hari. ’’Itu yang buat bosen di rumah. Tidak ada yang bisa diajak
ngobrol,’’ ungkap perempuan yang hobi berenang tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Putri bingung ke mana harus mencurahkan isi hatinya. Dia galau
berkepanjangan. Pada saat bersamaan, teman-temannya hadir. Menampung
segala keluh kesahnya. Sifatnya yang tomboi membuatnya lebih senang
bergaul dengan laki-laki yang tampaknya bukan dari kalangan baik-baik.</div>
<div style="text-align: justify;">
Pergaulan itu menjadi jembatan awal Putri untuk mulai berani mencoba
berbagai hal negatif. Termasuk narkoba. Dara yang menato namanya di
bawah leher itu masih ingat betul bagaimana awal dirinya terjerumus ke
dalam dunia gelap narkoba. ’’Saat itu sekitar seminggu sebelum ujian
akhir sekolah untuk penentuan kelulusan,’’ ungkapnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika itu dia bersama teman-temannya menonton konser musik di daerah
Surabaya Utara. Dia tidak menyangka teman-temannya memaksanya merokok
ketika pulang. Bukan rokok biasa, tetapi ganja. ’’Narkoba pertama saya
ya ngecung (sebutan lain dari mengonsumsi ganja, Red),’’ tutur gadis
yang mewarnai rambutnya dengan warna merah itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Karena pada kesempatan pertama mau, temannya terus mencekokinya
dengan ganja. Namun, hal itu tidak berlangsung lama. Hanya seminggu. Dia
mengaku tidak nyaman mengonsumsi daun yang banyak ditemui di Aceh
tersebut. ’’Gak enak, pahit,’’ ucapnya polos.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Teman-temannya lantas menawari narkoba golongan I non tanaman.
Sabu-sabu (SS). Bocah itu pun merasa nyaman setelah mengonsumsi SS.
Cocok. Ditambah lagi, dia mulai mengenal minuman keras. ’’Sudah jadi
makanan dan minuman sehari-hari ketika itu,’’ jelasnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Masuk ke salah satu SMP swasta yang berbasis agama tidak membuatnya
tobat. Malah bak menyiram api dengan minyak tanah. Kelakuan buruknya
semakin menjadi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apalagi setelah Putri mengenal Rohim, seorang bandar narkoba. Dia
menjadi pelanggan Rohim. ’’Belinya pakai uang SPP (sumbangan pembinaan
pendidikan, Red),’’ ucapnya. Sekali mengorupsi uang SPP yang jumlahnya
mencapai Rp 300 ribu, dia bisa mendapat dua poket SS. ’’Mampunya cuma
beli paket hemat,’’ ungkap perempuan yang membenci tikus tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun, keuangannya jebol juga. Ketika mulai sakau, dia tidak bisa
membeli SS. Kondisi itu membuatnya nekat bekerja sebagai asisten bandar.
Sehari-hari dia menimbang SS dan membaginya dalam paket hemat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari jerih payahnya tersebut, dia mendapat bagian yang lumayan
besar. Sekali barang datang, dia mendapat bagian sampai 0,5 gram SS. Itu
merupakan ganjarannya lantaran sering disuruh Rohim untuk menjadi
kurir.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Putri bukan sekadar kurir pasif. Di usianya yang masih belia, sekitar
13 tahun ketika itu, dia sudah berani berhubungan langsung dengan
pembeli. Mengatur pertemuan sendiri. ’’Di luar itu, saya bebas nyabu
setiap hari,’’ paparnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kebanjiran SS membuatnya mulai berani memasarkan sendiri jatah yang
didapat. Pasar utamanya teman-teman sekelasnya di sekolah. Ada juga
teman yang ketemu di konser-konser musik.<br />
Keuntungannya lumayan.
Dalam seminggu, dia bisa mendapatkan Rp 500 ribu. Relatif besar untuk
ukuran anak SMP. Karena sudah terlatih dan dipercaya, Rohim sering
mengajaknya kulakan.</div>
<div style="text-align: justify;">
’’Sering diajak ke Madura untuk ambil barang, ketemu bandar yang lebih besar,’’ ungkapnya.<br />
Sejak
saat itu dia putus sekolah. Kira-kira masih semester genap di kelas
VII. ’’Sempat pindah sebentar ke SMP swasta di dekat rumah. Cuma sebulan
sudah putus lagi,’’ jelasnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jika dikalkulasi, dia sudah lebih dari setahun bergelut dengan bisnis
haram tersebut. Dia sudah bisa membedakan mana SS yang bagus dan jelek.
Mana yang ’’enak’’ dan yang bikin mual.<br />
Meski masih belia, Putri
sudah kenyang merasakan pahit getirnya dunia narkoba. Perilaku tidak
terpujinya tersebut berakhir pada 9 Januari. Dini hari itu dia terciduk
operasi satpol PP.</div>
<div style="text-align: justify;">
Saat itu Putri bersama tiga temannya ngafe di dekat Tugu Pahlawan.
Mereka dibawa ke Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) Surabaya.
Sebelumnya, dia dites urine dan hasilnya positif. ’’Waktu itu memang
sebelumnya mengonsumsi,’’ ucapnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beruntung, BNNK Surabaya memberikan rekomendasi untuk melakukan
rehabilitasi. Alasannya, dia masih anak-anak. Masa depannya masih
panjang. Harapannya, jika terus dibina, dia mau berubah dan kembali ke
jalan yang benar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sejak saat itu pula dia putus kontak dengan Rohim. Dia tidak tahu
lagi bagaimana nasib mantan bosnya tersebut. Yang dia tahu dari cerita
para asesornya, rumah Rohim digerebek polisi sesaat setelah dia
ditangkap. ’’Tapi, yang ketangkap hanya pacarnya. Rohim berhasil
lolos,’’ paparnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
BNNK lalu mengirim Putri ke RSOS di Margorejo Indah Utara Blok B 922
sehari kemudian. ’’Pertama masuk sini rasanya pengin mati,’’ katanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Perempuan yang suka makanan Jawa itu selalu menangis selama dua
minggu awal. Dia setiap hari kepengin pulang. Tidak kerasan. ’’Biasanya
kan main setiap hari, lah kok sekarang ’dipenjara’,’’ tuturnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun, dia mengapresiasi kesabaran para asesornya. Mereka dengan
tekun menebalkan keyakinannya. Juga, tidak putus asa memompa
semangatnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selama enam bulan mengikuti rehabilitasi medis dan sosial, dia merasa
ada perubahan. ’’Signifikan sekali perubahannya, sekarang jadi enggan
kalau lihat SS,’’ ucapnya ketika ditanya perubahannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah sebulan lulus, dia mengatakan tidak punya keinginan untuk
balik nyabu. Bahkan, dia menyatakan menyesal lantaran putus sekolah.
Merasa masih punya kesempatan, saat ini dia ikut dalam program kejar
paket B di sebuah pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) di Surabaya
Timur.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dia pun mengatakan masih memendam cita-citanya. ’’Saya pengin punya
salon sendiri suatu saat nanti,’’ ucap perempuan yang hobi berdandan
itu, lantas terkekeh.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Meski sudah ’’lulus’’, Rudhy Wedhasmara, pembina Yayasan Orbit,
menganggap Putri masih dalam posisi rawan. Masih ada potensi untuk
kembali ke dunianya yang lama. Hal itu ditunjukkan ketika Putri baru
pertama dikembalikan ke neneknya. ’’Hanya beberapa jam, teman-teman
lamanya langsung mendatangi dia,’’ kata pria plontos itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Respons teman-temannya beragam. Ada yang menyatakan siap membantu
Putri untuk berubah ke jalan yang lebih baik. Ada pula yang curiga dia
dipasang sebagai mata-mata polisi.<br />
Paling parah adalah mengajaknya kembali ke dunia gelap narkoba.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dia pun mengharapkan dukungan dari masyarakat sekitar. Tujuannya,
membantu Putri untuk kembali ke kehidupan barunya. ’’Masyarakat harus
punya peran besar (membantu Putri lepas dari narkoba), jadi harus ikut
terlibat,’’ kata pria kelahiran Nganjuk tersebut. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i class="small"><a href="https://www.jawapos.com/read/2017/08/30/154148/kisah-anak-perempuan-ex-pecandu-narkoba-uang-spp-pun-buat-beli-sabu" target="_blank">https://www.jawapos.com/read/2017/08/30/154148/kisah-anak-perempuan-ex-pecandu-narkoba-uang-spp-pun-buat-beli-sabu</a></i>
</div>
</div>
EJA Surabayahttp://www.blogger.com/profile/14554026877558086923noreply@blogger.com0Blok No.922, Jl. Margorejo Indah Utara Blok B No.912, Margorejo, Wonocolo, Kota SBY, Jawa Timur 60238, Indonesia-7.3131771 112.7438919-32.8352116 71.4352979 18.2088574 154.0524859tag:blogger.com,1999:blog-6861594440605067478.post-4124563457689678672017-08-21T08:55:00.000+07:002017-09-13T10:05:01.408+07:00Yayasan ORBIT peduli sesama<!--[if !mso]>
<style>
v\:* {behavior:url(#default#VML);}
o\:* {behavior:url(#default#VML);}
w\:* {behavior:url(#default#VML);}
.shape {behavior:url(#default#VML);}
</style>
<![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:EnableOpenTypeKerning/>
<w:DontFlipMirrorIndents/>
<w:OverrideTableStyleHps/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="false"
DefSemiHidden="false" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="371">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 7"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 8"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Normal Indent"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="footnote text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="annotation text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="header"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="footer"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index heading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="table of figures"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="envelope address"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="envelope return"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="footnote reference"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="annotation reference"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="line number"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="page number"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="endnote reference"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="endnote text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="table of authorities"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="macro"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="toa heading"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Closing"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Signature"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text Indent"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Message Header"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Salutation"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Date"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text First Indent"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text First Indent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Note Heading"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text Indent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text Indent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Block Text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Hyperlink"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="FollowedHyperlink"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Document Map"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Plain Text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="E-mail Signature"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Top of Form"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Bottom of Form"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Normal (Web)"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Acronym"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Address"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Cite"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Code"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Definition"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Keyboard"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Preformatted"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Sample"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Typewriter"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Variable"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Normal Table"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="annotation subject"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="No List"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Outline List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Outline List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Outline List 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Simple 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Simple 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Simple 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Colorful 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Colorful 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Colorful 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 7"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 8"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 7"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 8"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table 3D effects 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table 3D effects 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table 3D effects 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Contemporary"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Elegant"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Professional"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Subtle 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Subtle 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Web 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Web 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Web 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Balloon Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Theme"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" QFormat="true"
Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" QFormat="true"
Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" QFormat="true"
Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" QFormat="true"
Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" QFormat="true"
Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" QFormat="true"
Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="41" Name="Plain Table 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="42" Name="Plain Table 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="43" Name="Plain Table 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="44" Name="Plain Table 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="45" Name="Plain Table 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="40" Name="Grid Table Light"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46" Name="Grid Table 1 Light"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51" Name="Grid Table 6 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52" Name="Grid Table 7 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46" Name="List Table 1 Light"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51" Name="List Table 6 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52" Name="List Table 7 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 6"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:8.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:107%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-fareast-language:EN-US;}
</style>
<![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<o:shapedefaults v:ext="edit" spidmax="1028"/>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<o:shapelayout v:ext="edit">
<o:idmap v:ext="edit" data="1"/>
</o:shapelayout></xml><![endif]-->
<br />
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><!--[if !mso]>
<style>
v\:* {behavior:url(#default#VML);}
o\:* {behavior:url(#default#VML);}
w\:* {behavior:url(#default#VML);}
.shape {behavior:url(#default#VML);}
</style>
<![endif]--></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEid8g1XLZbK3kBWRZBEvTYXZZi5ch-x41wg077g49PaNg0iQJ4_HHTRgJHDY5_1OUoBhOv2DglxdKCO5h-ZjKnvd4b9a-MvxrhBGuMbDsTbz1vD3_nQrLyI_MhQRdy1j3gbB5t_Nm7ADsc/s1600/IMG_20170903_104543.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="1280" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEid8g1XLZbK3kBWRZBEvTYXZZi5ch-x41wg077g49PaNg0iQJ4_HHTRgJHDY5_1OUoBhOv2DglxdKCO5h-ZjKnvd4b9a-MvxrhBGuMbDsTbz1vD3_nQrLyI_MhQRdy1j3gbB5t_Nm7ADsc/s400/IMG_20170903_104543.jpg" width="400" /></a></div>
<span style="font-size: x-small;">Briefing dilakukan oleh salah satu staff Yayasan Orbit kepada volunteer sebelum melaksanakan kegiatan VCT (21/8/17) </span><br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://orbit.or.id/">Yayasan Orbit</a> bekerjasama dengan Dinas Kesehatan kota Surabaya dan Puskesmas Tenggilis untuk melakukan uji lab terkait dengan HIV AIDS. Yayasan Orbit bersama instansi terkait melakukan VCT. Secara harfiah
artinya adalah Tes dan Konseling sukarela. Tetapi ini adalah kegiatan
konseling bersifat sukarela dan rahasia, yang dilakukan oleh seorang konselor
VCT yang terlatih, yang dilakukan sebelum dan sesudah test darah untuk HIV di
laboratorium. Tes HIV dilakukan setelah klien terlebih dulu menandatangani
inform consent (surat persetujuan tindakan).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
VCT ini penting untuk dapat mengakses ke semua
layanan yang dibutuhkan terkait pencegahan dan pengobatan HIV, AIDS, juga
karena memberikan dukungan untuk kebutuhan kliennya seperti perubahan
perilaku, dukungan mental, dukungan terapi ARV, dan pemahaman yang benar dan
faktual tentang HIV, AIDS.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
VCT ini dibutuhkan oleh semua orang yang ingin
melakukan tes HIV dan untuk orang yang pernah melakukan tindakan maupun
perilaku beresiko terjagkit HIV seperti aktifitas seksual, tindik tatoo,
konsumsi narkoba melalui jarum suntik dan sebagainya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "calibri" , "sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 107%;">Yayasan Orbit bersama instansi terkait bekerjasama
melakukan VCT (21/8) di
kantor Yayasan Orbit Surabaya Jl. Bratang Binangun VC No. 19 dan dibuka untuk umum.
Meskipun dibuka untuk umum, namun VCT tersebut oleh Yayasan Orbit dikhususkan
untuk </span><span style="font-family: "calibri" , "sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 107%;">seseorang yang beresiko terjagkit HIV seperti sudah disebutkan diatas.</span></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcfBJV0XRbVMhmCyUzvapS0gyiSV9k7fVL9Qfw0YufCFRWG6tqb42jTuYTEAHXNzhsiwIzNt6TnLTt4tCRBsCRA0Eop3Bf87naM40zPH2YlfKeg0nEuVVLR3JTlv1L7Gf2UVjENOvg7uI/s1600/IMG_20170903_104036.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcfBJV0XRbVMhmCyUzvapS0gyiSV9k7fVL9Qfw0YufCFRWG6tqb42jTuYTEAHXNzhsiwIzNt6TnLTt4tCRBsCRA0Eop3Bf87naM40zPH2YlfKeg0nEuVVLR3JTlv1L7Gf2UVjENOvg7uI/s200/IMG_20170903_104036.jpg" width="150" /></a><span style="font-family: "calibri" , "sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 107%;"> </span><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEis6KWyvMkhk9THKnIwnSomZRQiGRhwHHvkfkYCk1Ud3aP6KgLpk-3rh_wLuTGmApwvOodafEzysOvtbozz_FTvqLIR9MdNtx2N3L1Z36nNwDZhuTwWk7aYOJV6bsn1xglGennzZUFNQ4M/s200/IMG_20170903_104130.jpg" width="150" /><a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6861594440605067478" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6861594440605067478" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6861594440605067478" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a></div>
<br />
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="mso-ignore: vglayout;"><table align="left" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody>
<tr><td height="125" width="66"></td></tr>
<tr><td></td><td><br /></td></tr>
</tbody></table>
</span></b></div>
EJA Surabayahttp://www.blogger.com/profile/14554026877558086923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6861594440605067478.post-62019725182937391762017-07-22T23:15:00.000+07:002017-09-13T11:12:30.248+07:00Bangun Rumah Sehat, Yayasan Orbit Bantu Rehabilitasi Pengguna Narkotika<img alt="http://cdn2.tstatic.net/surabaya/foto/bank/images/rumah-sehat-yayasan-orbit-surabaya_20170721_210018.jpg" src="http://cdn2.tstatic.net/surabaya/foto/bank/images/rumah-sehat-yayasan-orbit-surabaya_20170721_210018.jpg" /><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-size: small;">Para korban Napza menulis pernyataan tidak akan kembali lagi jatuh ke
pengaruh penyalahgunaan narkoba di Yayasan Orbit Surabaya usai peresmian
Rumah Rehab yang diberi nama Rumah Sehat Orbit Surabaya untuk merehab
para korban Napza (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif) di Perumahan
Margorejo Indah Utara Blok B No 922, Jumat (21/7). Rumah rehab terdiri
dari lima kamar ini berkapasitas 40 orang itu untuk para penyalahguna
narkoba dibina intensif selama 3 bulan sampai pulih dari ketergantungan
narkoba. </span></span><br />
<span style="font-size: xx-small;"><br /></span>
<br />
<div class="side-article txt-article">
<b>S<span style="font-size: small;">URYA.co.id | SURABAYA –</span></b><span style="font-size: small;"> Raut YS tampak sumringah saat acara pembukaan Rumah Sehat Orbit
Surabaya (RSOS) di Jalan Margeorejo Utara B No 922.</span><br />
<br />
Gadis usia 16 tahun ini adalah satu-satunya perempuan yang kini menjalani rehabilitasi untuk lepas dari zat aditif sabu-sabu.<br />
<br />
Sejak dua bulan lalu ia sudah menjalani rehabilitasi bersama 25 temannya di bawah <a href="http://orbit.or.id/">Yayasan Orbit Surabaya</a>. Sebelum pindah ke <span style="color: white;">Margorejo</span>, YS mengaku sehari-harinya ia menjalani terapi di bilangan Pandugo, Rungkut.<br />
<br />
“Aku
mulai pakai sabu-sabu tiga bulanan yang lalu. Nggak pakai beli, aku
ikut bandar. Setiap bandar makai sabu, aku juga ikut makai,” ucap anak
yang sudah putus sekolah dari SD ini.<br />
<br />
YS mengaku lingkungannya lah yang membawanya kenal dengan barang
haram tersebut. Sejak menjadi pecandu, ia mengaku banyak yang berubah
pada dirinya.<br />
<br />
“Aku jadi emosian, sering bertengkar sama empat saudaraku,
sampai-sampai aku diusir sama orang tua,” kata gadis berambut pendek
sebahu ini.<br />
<br />
Apalagi sejak orang tuanya mengetahui bahwa anaknya sudah lama
menggunakan sabu-sabu, tidak hanya marah. Ia bahkan tidak diterima saat
pulang ke rumahnya.<br />
<br />
Hal itu membuat YS kecewa hingga akhirnya meminta untuk direhabilitasi di Yayasan Orbit. Selama dua bulan melajani rehab dirasakan YS, sudah banyak perubahan yang ia rasakan.<br />
<br />
“Aku jadi disiplin. Aku bisa bangun pagi untuk salat subuh. Sudah mulai lupa untuk harus konsumsi sabu-sabu,” ucapnya.<br />
<br />
Menurutnya, metode rehabilitasi yang ia terima adalah pendekatan
keagamaan. Setiap mulai ketagihan ia diajak mengaji dan diberi buku
bacaan yang ada di rumah sehat mereka. Setelah tahu rasanya kecanduan dan
sakit ia meminta anak-anak seusianya untuk tidak mencoba barang
narkotikan seperti dirinya.<br />
<br />
<b>Klien Kian Banyak</b><br />
Pembina Rumah SOS Rudhy Wedhasmara mengatakan rumah sehat ini
dibangun seiring dengan meningkatkan jumlah korban penyalahgunaan
narkotika. Di bawah yayasannya jumlah orang yang direhabilitasi pun
semakin tahun semakin meningkat.<br />
<br />
“Kami rata-rata per tahun menangani sebanyak 100 hingga 150 orang.
Baik itu yang minta direhabilitasi sampai yang direhab karena putusan
pengadilan. Dan trennya saat ini yang banyak adalah anak-anak di bawah
usia 18 tahun dibandingkan yang dewasa,” ucap Rudhy, usai acara
pembukaan Rumah SOS.<br />
<br />
Namun
yang ia sayangkan kesadaran lingkungan pada pelaku penyalahgunaan
narkotika masih rendah. Banyak masyarakat yang cenderung menjauhi
pengguna narkotika. Bukan malah mencoba untuk membawanya ke tempat
rehabiilitasi.<br />
<br />
Untuk itu, sebagai mantan pengguna narkotika yang sudah sembuh, Rudhy dan kawan lain di <a href="http://orbit.or.id/" title="Yayasan Orbit">Yayasan Orbit</a> ingin membantu para pecandu narkotika untuk bisa sembuh.<br />
<br />
“Sebagai mantan pengguna kami memiliki sense of belonging yang
menjadikan kami lebih dekat dengan mereka dan mencoba membantu mereka
untuk bisa lepas dari candu narkotika,” kata Rudhy.<br />
Menurutnya, ada beberapa tahapan untuk bisa direhabilitasi di Rumah
SOS ini. Yang pertama adalah dilakukan assesment pada pengguna.
Assesment ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keparahan kecanduan
pada pengguna.<br />
<br />
“Berikutnya kami melakukan perencanaan terapi. Jadi kami tidak
langsung direct teraphy, tapi kami lakukan komunikasi juga ke mereka
berapa kali harus ketemu dengan psikolog,” ulasnya.<br />
<br />
Di rumah SOS ini disediakan tenaga medis. Mulai dokter, pendamping
konselor, psikiater, psikolog dan juga pekerja sosial. Jumlahnya ada
sekitar sebelas orang. Pengguna yang menjalani rehabillitasi di sini
lewat rawat jalan atau dengan rawat inap.<br />
<br />
“Di sini kami memiliki kapasitas 50 bed. Siklus rehab kami ada tiga
bulan. Setiap tiga bulan itu kami evaluasi untuk setiap peserta rehab,”
ucap Rudhy.<br />
<br />
Selama menjadi rehabilitasi di sini, Rumah SOS tidak mematok biaya
tertentu. Mereka juga mendapatkan bantuan dari Kementerian Sosial, namun
untuk kuota sebanyak 40. Namun pihaknya menjamin bagi warga miskin
yang memiliki Surat Tanda Miskin tidak akan dikenai biaya untuk menjali
rehabilitasi.<br />
<br />
<a href="http://surabaya.tribunnews.com/2017/07/21/bangun-rumah-sehat-yayasan-orbit-bantu-rehabilitasi-pengguna-narkotika?page=all">http://surabaya.tribunnews.com/2017/07/21/bangun-rumah-sehat-yayasan-orbit-bantu-rehabilitasi-pengguna-narkotika?page=all</a><br />
<br />
<br />
<b>Nb:</b><span style="font-weight: normal;"> <span style="font-size: small;">Sedikit revisi untuk siklus program rawat inap ada 3bulan untuk rawat inap dilanjutkan 2bulan</span></span><span style="font-size: small;"> <span style="font-weight: normal;"><i>halfway house </i>dan sebulan <i>aftercare. </i>Untuk rawat jalan melalui 12 kali pertemuan dengan berbagai agenda termasuk konseling dan sebagainya.</span></span></div>
EJA Surabayahttp://www.blogger.com/profile/14554026877558086923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6861594440605067478.post-52637817383056021332017-07-22T14:51:00.000+07:002017-09-13T11:02:43.169+07:00Kemensos Ingatkan Penanganan Narkoba Harus Melibatkan Seluruh Komponen Bangsa<br />
<header>
<h1 class="title single-title entry-title">
</h1>
<div class="post-info">
<span class="thecategory"></span><span class="thetime updated"><br /></span>
</div>
</header>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://kabargress.com/wp-content/uploads/2017/07/Rumah-Sehat-Orbit-Surabaya-SOS-di-Jalan-Margeorejo-Utara-B-No-922-Surabaya-1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="http://kabargress.com/wp-content/uploads/2017/07/Rumah-Sehat-Orbit-Surabaya-SOS-di-Jalan-Margeorejo-Utara-B-No-922-Surabaya-1.jpg" border="0" src="http://kabargress.com/wp-content/uploads/2017/07/Rumah-Sehat-Orbit-Surabaya-SOS-di-Jalan-Margeorejo-Utara-B-No-922-Surabaya-1.jpg" height="179" width="320" /></a>Surabaya,
KabarGRESS.com – Direktur Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan
NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Aditif) Kementerian Sosial
(Kemensos), Drs. Budi Waskito Kusumo, M.Si, mengingatkan masalah narkoba
adalah masalah besar sehingga seluruh komponen bangsa harus terlibat
mengatasinya. “Kondisi geografis kita memungkinkan banyak pintu hingga
berbagai jenis narkoba masuk. Adanya Rumah Sehat Orbit Surabaya memiliki
manfaat strategis dalam upaya pencegahan dan penanganannya,” tandasnya
di sela-sela menghadiri pembukaan fasilitas Rehabilitasi Narkoba Rumah
Sehat Orbit Surabaya (Rumah S.O.S), di Jl Margorejo Indah Utara B No 922
Surabaya, Jumat (21/7/2017).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Diantaranya alur masuknya narkoba dari luar negeri, lanjut Budi,
misalnya dari Tiongkok – Kalimantan – Madura lantas beredar luas. “Jadi
Jawa Timur harus waspada terhadap upaya masuknya narkoba. Penggunanya
pun sangat meluas hingga ke berbagai kalangan. Bahkan ibu-ibu
rumahtanggapun tidak lepas dari sasaran peredaran narkoba,” ingatnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<img alt="http://kabargress.com/wp-content/uploads/2017/07/Drs.-Budi-Waskito-Kusumo-M.Si_.jpg" class="shrinkToFit" src="http://kabargress.com/wp-content/uploads/2017/07/Drs.-Budi-Waskito-Kusumo-M.Si_.jpg" height="360" width="640" /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rumah
S.O.S sendiri merupakan rehabilitasi Narkoba yang dikembangkan
masyarakat sipil dengan latar belakang komunitas korban Narkoba untuk
terlibat aktif dalam upaya penanggulangan Narkoba yang memperoleh
dukungan penuh dari Pemerintah khususnya oleh Pemerintah Kota, Kemensos
dan BNN. Tampak hadir di acara pembukaan, diantaranya perwakilan dari
Pemkot Surabaya, Kepala BNN Kota Surabaya, Direktur Yayasan Orbit juga
jajaran kepolisian (Polrestabes dan Polsek), Kejaksaan, BNNK, Bapas,
Dinas terkait, dan lainnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Direktur Program Rumah S.O.S, Syamsoel Arifin, SH, mengatakan
diantara tujuan dibukanya rumah rehabilitasi korban narkoba, disamping
terapi penyembuhan, perubahan perilaku, juga menjadikan para korban ada
perubahan kualitas hidup yang lebih baik. “Kami berharap dapat
bermanfaat bagi seluruh masyarakat, seluruh kalangan, dan semua yang
ikut berperan aktif menanggulangi permasalahan narkotika,” katanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sedangkan
Ketua Pembina Rumah S.O.S., Rudhy Wedhasmara, SH, MH, menjelaskan rumah
sehat ini dibangun seiring dengan meningkatkan jumlah korban
penyalahgunaan narkotika. Di bawah yayasannya jumlah orang yang
direhabilitasipun semakin tahun semakin meningkat. “Kami rata-rata per
tahun menangani sebanyak 100 hingga 150 orang. Baik itu yang minta
direhabilitasi sampai yang direhab karena putusan pengadilan. Dan
trennya saat ini yang banyak adalah anak-anak di bawah usia 18 tahun
dibandingkan yang dewasa,” terangnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun yang ia sayangkan kesadaran lingkungan pada pelaku
penyalahgunaan narkotika masih rendah. Banyak masyarakat yang cenderung
menjauhi pengguna narkotika. Bukan malah mencoba untuk membawanya ke
tempat rehabiilitasi. Untuk itu, sebagai mantan pengguna narkotika yang
sudah sembuh, Rudhy dan kawan lain di Yayasan Orbit ingin membantu para
pecandu narkotika untuk bisa sembuh.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Sebagai mantan pengguna kami memiliki sense of belonging yang
menjadikan kami lebih dekat dengan mereka dan mencoba membantu mereka
untuk bisa lepas dari candu narkotika,” tekadnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Masih menurut Rudhy, ada beberapa tahapan untuk bisa direhabilitasi
di Rumah SOS ini. Yang pertama dilakukan assesment pada pengguna.
Assesment ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keparahan kecanduan
pada pengguna. “Berikutnya kami melakukan perencanaan terapi. Jadi kami
tiddak langsung direct teraphy, tapi kami lakukan komunikasi juga ke
mereka berapa kali harus ketemu dengan psikolog,” terangnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di rumah SOS ini disediakan tenaga medis. Mulai dokter, pendamping
konselor, psikiater, psikolog dan juga pekerja sosial. Jumlahnya ada
sekitar sebelas orang. Pengguna yang menjalani rehabillitasi disini
lewat rawat jalan atau dengan rawat inap. “Disini kami memiliki
kapasitas 50 bed. Siklus rehab kami ada tiga bulan. Setiap tiga bulan
itu kami evaluasi untuk setiap peserta rehab,” tukasnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Selama menjadi rehabilitasi disini, Rumah SOS tidak mematok biaya
tertentu. Mereka juga mendapatkan bantuan dari Kementerian Sosial, namun
untuk kuota sebanyak 40. Namun pihaknya menjamin bagi warga miskin yang
memiliki Surat Tanda Miskin tidak akan dikenai biaya untuk menjali
rehabilitasi. “Metode rehabilitasi disini selain metode medis juga
pendekatan dari agama,” pungkasnya. (ro)</div>
<br />
<br />
<a href="http://kabargress.com/2017/07/21/kemensos-ingatkan-penanganan-narkoba-harus-melibatkan-seluruh-komponen-bangsa/">http://kabargress.com/2017/07/21/kemensos-ingatkan-penanganan-narkoba-harus-melibatkan-seluruh-komponen-bangsa/ </a>EJA Surabayahttp://www.blogger.com/profile/14554026877558086923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6861594440605067478.post-46051035520116253722017-07-18T08:51:00.000+07:002017-09-14T08:56:38.333+07:00Pengguna Narkoba Pada Kaum Hawa Terbilang Tinggi, Mayoritas Masih SMP, Ini Penyebabnya<div class="content-article-title">
<br /></div>
<div class="article-photo">
<span class="set-image-border" style="float: none;"><img alt="" class="setborder img-detail" src="http://fajaronline.com/po-content/uploads/379ef05411stopnarkoba1.jpg" style="float: none; margin: 0px; padding: 0px; position: relative;" /></span>
</div>
<div class="article-controls">
<div class="date" style="margin-bottom: 10px;">
</div>
<div class="date" style="margin-bottom: 10px;">
<div class="calendar-date">
<a class="white" href="http://fajaronline.com/kriminal">Kriminal</a> - 18 Juli 2017, 06:19:48</div>
</div>
</div>
<br />
<b>FAJARONLINE.COM --</b> Jumlah perempuan pengguna narkoba di Surabaya khususnya sabu-sabu, terbilang tinggi.<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Mayoritas masih duduk di bangku SMP. Alasannya tidak masuk di akal. Hanya takut dibilang enggak kekinian.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maraknya pengguna sabu-sabu tersebut terlihat setidaknya dalam dua tahun terakhir. Data BNNK Surabaya menunjukkan, perempuan dengan status pelajar mendominasi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Meski demikian, data yang dikeluarkan BNNK Surabaya tersebut dianggap bukan data yang riil.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pembina Yayasan Our Right to Be Independent (Orbit) Surabaya Rudhy
Wedhasmara mengungkapkan, populasi nyatanya bisa mencapai sepuluh kali
lipat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebab, pengguna perempuan termasuk dalam hidden population. ''Mereka benar-benar menutup diri untuk kalangan profesi, pekerja, ataupun pelajar," jelas pria kelahiran Nganjuk itu.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun, jumlah perempuan pengguna yang dewasa masih kalah dengan remaja. Penyebabnya, salah pergaulan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mayoritas remaja perempuan yang menggunakan narkoba mengaku terpengaruh oleh temannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
''Kalau tak mencoba, mereka diejek," ujar Kepala BNNK Surabaya AKBP Suparti.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mereka diejek tidak gaul. Tidak kekinian. Hal itu yang membuat anak mudah terpengaruh. Mereka tidak ingin dijauhi teman-temannya. Kondisi tersebut diperparah oleh suasana rumah yang tidak kondusif.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa pecandu mengaku berasal dari keluarga broken home. Koordinator Komunitas Perempuan Pengguna Napza Surabaya Ike Sartika mengungkapkan, pengguna remaja secara kualitas masih rendah. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Para remaja perempuan masih mengonsumsi pil koplo atau dobel L. Alasannya, harganya murah. Sesuai kantong.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun, justru dari dobel L itu, petualangan di dunia barang haram tersebut dimulai.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://fajaronline.com/2017/07/18/pengguna-narkoba-pada-kaum-hawa-terbilang-tinggi-mayoritas-masih-smp-ini-penyebabnya">http://fajaronline.com/2017/07/18/pengguna-narkoba-pada-kaum-hawa-terbilang-tinggi-mayoritas-masih-smp-ini-penyebabnya</a> </div>
EJA Surabayahttp://www.blogger.com/profile/14554026877558086923noreply@blogger.com0